Sabtu, 21 November 2009

ACARA III
Pembuktian Daya Hisap Daun


1. TUJUAN : Untuk membuktikan bahwa air tanah naik ke daun disebabkan oleh daya hisap daun dan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.

2. DASAR TEORI
Daya hisap daun mempunyai peranan penting sehingga air tanah dapat naik ke atas. Beberapa faktor yang mempengaruhi daya hisap daun antara lain: terang teduhnya cahaya / intensitas cahaya, banyak sedikitnya daun, kelembaban udara, dan cukupnya air tanah. Air bergerak secara vertikal melalui pembuluh xilem melawan grafitasi. Beberapa teori yang menjelaskan kenaikan air dari akar ke daun yaitu :
(sumber: Tim pembina fisiologi tumbuhan. 2009. petunjuk praktikum FISIOLOGI TUMBUHAN,hal 14)
1. Teori Vital
Di dalam tubuh tanaman, maka xilem merupakan pipa-pipa yang satu sama lain berhubungan, meskipun tidak selalu secara langsung.Di dalam pipa-¬pipa kapiler itu air naik dari akar ke ujung batting menentang gaya berat dan disamping it harus pula mengatasi gesekan dari dinding pipa.
Teori vital menyatakan, bahwa perjalanan air semacam itu hanya dapat terlaksana karena pertolongan sel-sel hidup, dalam hal ini ialah sel-sel parenkim kayu, dan sel-sel jari empulur yang ada di sekitar xilem.
2. Tekanan Akar 
Tekanan akar tampak padA sebagian besar tumbuhan, tapi ini terjadi jika tanah cukup lembab, dan bila kelembaban udara tinggi, artinya ketika transpirasi sangat rendah.Tetesan air akan terlihat dari hidatoda pada ujung atau tepi daun rerumputan atau daun arbei. Fenomena itu disehut gutasi.Jika tumbuhan ditempatkan dalam kondisi atmosfer yang cukup kering, atau di tanah yang berkelembaban rendah, atau sekaligus dalam kedua keadaan tersebu, maka takanan akar tidak muncul scbab air dalam batangnya herada di bawah tegangan dan bukan di bawah takanan.
3. Hukum Kapilaritas
Pembuluh xilem dapat dipandang sebagai pembuluh kapiler sehingga air naik didalamnya sebagai akibat dari gaya adhesi anatara dinding xylem dengan molekul air.
Kapilaritas merupakan intcraksi antara permukaan-singgung dari suatu bahan cair dan bahan padat, schinnga permukaan zat cair tersebut berubah bentuk, dari datar manjadi agak mengkerut. Kapilaritas menyebabkan naiknya cairan ke dalam tabung yang sempit, yang terjadi karena zat cair tersebut membasahi dinding tabung (dengan daya adhesi) lalu tertarik ke atas. Pembuluh xilem dapat dipandang sebagai pembuluh kapiler sehingga air naik di dalamnya sebagai akibat dari adhesi antar dinding xilem dan molekul air.
4. Teori Kohesi
Molekul air letaknya berderet-deret mulai dari dalam tanah (sistem perakaran) sampai daun, jika molekul air dari dalam daun meloncat keluar karena transpirasi maka tempat yang kosong tadi segera diisi oleh molekul air di bawahnya. Demikian seterusnya hingga molekul air yang tepat berada diluar bulu akar mendapat kesempatan untuk masuk kedalam sel akar.

Air diperlukan dalam jumlah besar oleh tumbuhan hidup. Air merupakan bagian terbesar tubuh tumbuhan yang aktif mengadakan metabolisme. Fungsi air bagi tumbuhan :
1. menjadi penyusun utama protoplasma
2. menjadi pelarut bagi zat hara yang diperlukan tumbuhan
3. menjadi alat transport untuk memindahkan zat hara
4. menjadi medium berlangsungnya reaksi metabolisme
5. menjadi bahan dasar-dasar untuk reaksi biokimia
6. mengatur turgor sel (untuk pembentangan dinding sel)
7. untuk mempertahankan temperature yang seragam diseluruh tubuh
8. alat gerak misalnya pada pulvinus tangkai daun
(Sumber: Ir.Imam mudakir,M.Si.2004. Fisiologi tumbuhan,hal: 12) 

Keberadaan Air Dalam Sel
Air di dalam sel berada dalam bentuk bebas dan terikat. Keterikatan air itu mungkn karena terikat pada ion atau molekul polar, terikat dengan ikatan H pada molekul lain, terikat pada koloid (plasma protein atau dinding sel), atau terikat secara kapiler.
Apabila tumbuhan kekurangan air, air bebaslah yang terutama hilang terlebih dahulu. Air bebas di dalam sel terutama terdapat di dalam vakuola sebagai cairan encer. Sebagai larutan ar di dalam mempunyai potensial air lebih kecil dan nol. Besarnya potensial air larutan cairan sel dipengaruhi oleh temperature, adanya bahan lain, adanya imbiban (zat yang mampu mengadakan imbibisi), dan adanya atau tegangan (tekanan hidrostatik).
(sumber: Ir.Imam mudakir,M.Si.2004. Fisiologi tumbuhan,hal: 12)

Air Tanah
Tumbuhan darat mendapatkan air dari tanah, sebagai hasil penyerapan oleh akar. Di dalam tanah air berada dalam berbagai bentuk, yaitu :
1. air gravitasi : air yang mengisi pori tanah yang besar
2. air kapiler : air yang mengisi pori tanah yang kecil, dan tidak terikat oleh koloid tanah.
3. air higroskopik : air yang terikat partikel tanah yang berupa komplex koloid
4. air yang terikat dalam molekul merupakan air yang terdapat di dalam molekul garam tanah.
Hanya bentuk 1 dan 2 yang dapat diserap oleh akar. Penyediaan air oleh tanah tergantung pada jumlah air yang masuk (curah hujan dan irigasi) dan kapasitas menahan iar (kemampuan tanah mempertahankan air yang masuk). Kapasitas ini ditentukan oleh struktur tanah (partikel tanah, besarnya pori tanah), serta profil tanah (kendala top soil), akibat perbedaan kecepatan gerak air di dalam tanah.
Kemampuan tanah menahan air secara maksimal disebut kapasitas lapang, sedang kandungan air tanah minimal yang masih dapat diserap akar disebut titik layu sementara.
Air tanah adalah suatu larutan, karena didalamnya terlarut berbagai macam garam (ion atau molekul) dan gas. Tergantung kepada berapa banyak bahan terlarut didalamnya, akar ditentukan konsentrasinya. Semakin tinggi konsentrasinya, semakin rendah potensial airnya. Adanya perbedaan tersebut terjadilah proses difusi.
(sumber: Ir.Imam mudakir,M.Si. 2004. Fisiologi tumbuhan,hal: 12-13)

Mekanisme Hantaran Air
Air yang diserap akar dialirkan ke atas dengan mekanisme :
1. Tekanan akar : yaitu tekanan yang terjadi di xilem sebagai hasil proses aktif. Tekanan akar dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi
2. Aktivitas sel xilem : xilem sebagai bagian berkas pengangkut selain terdiri dari trakea dan trakeid yang merupakan sel mati, juga mengandung parenkim xylem yang terdiri dari sel hidup. Parenkim ini mampu mengadakan metabolisme yang menghasilkan energi untuk menggerakkan air ke atas.
3. Daya hisap daun : sebagai akibat adanya transpirasi, maka potensial osmotic sel-sel mesofil daun naik dan ini akan menyebabkan terbentuknya daya hisap terhadap air di saluran xilem. Kalau daya hisap itu besar, pipa sel-sel xilem akan mengecil dan kalau penyediaan air dari akar cukup akan mengembang lagi. Hal ini dapat dilihat pada dendograf yang dipasang melingkari batang.
(Sumber: Ir.Imam mudakir,M.Si. 2004. Fisiologi tumbuhan,hal: 15-16)

Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Air
Penyerapan air oleh tumbuhan dipengaruhi oleh faktor dalam dan faktor luar (lingkungan).meskipun faktor lingkungan di atmosfer juga mempengaruhi, tetapi perannya dikalahkan oleh faktor tanah.
Faktor dalam (disebut juga faktor tumbuhan) yaitu :
1. Kecepatan transpirasi : penyerapan air hamper setara dengan transpirasi (penguapan lewat daun) bila penyediaan air tanah cukup. Hal ini terjadi karena adanya transpirasi menyebabkan daya hisap daun sebagai akibat kohesi yang diteruskan lewat system hidrostatik pada xilem. Kecepatan transpirasi antara lain ditentukan oleh banyaknya stomata dan keadaan permukaan daun.
2. Sistem perakaran : berbagai tumbuhan menunjukkan perakaran yang berbeda, baik pada pertumbuhan maupun kemampuannya menembus tanah. Karena penyerapan terutama berlangsung di bulu akar, maka jumlah bulu akar yang terutama terjadi akibat percabangan akar, menentukan penyerapan. Tumbuhan yang mempunyai akar dengan perakaran yang sempit disebut mempunyai perakaran intensif. Sebaliknya yang akarnya sedikit tetapi tumbuhan memanjang dan masuk jauh kedalam tanah disebut perakaran ekstensif.
3. Pertumbuhan pucuk : bila bagian pucuk tumbuh baik, akan memerlukan banyak air, menyebabkan daya serap bertambah.
4. Metabolisme : karena penyerapan memerlukan tenaga metabolisme, maka kecepatan metabolisme terutama respirasi akan menentukan besarnya penyerapan. Metabolisme yang juga memungkinkan pertumbuhan akar lebih baik, sehingga makin banyak cabang akar/buluh akara yan terbentukan.

Faktor luar yaitu :
1. Ketersediaan air tanah : tumbuhan dapat menyerap air tanah bila kandungan air tanah terletak antara kapasitas lapang, penyerapan akan terhambat karena akar berada dalam lingkungan anaerob.
2. Konsentrasi/potensial osmotic air tanah : karena ke dalam air tanah terlarut berbagai ion dan molekul maka potensial osmotiknya akan berubah bila yang larut berkurang atau bertambah. Bila ion atau molekul yang larut terlalu banyak sehingga potensial osmotiknya terlalu tinggi, tumbuhan halofit mampu menyerap air dari larutan dengan potensial osmotic yang lebih besar dari tumbuhan halofit.
3. Temperatur tanah : temperatur berhubungan terhadap penyerapan melalui berbagai cara yaitu bia temperature rendah, air menjadi lebih kental sehingga sukar bergerak, perbilitas plasma berkurang dan pertumbuhan akar terhambat.
4. Aerasi : aerasi yang tidak baik menghambat respirasi aerob sehingga energi untuk penyerapan berkurang. Bila respirasi anaerob terjadi, hasil akhir berupa alcohol yang dapat melarutkan lipoprotein membrane plasma sehingga akar busuk. Aerasi yang jelek juga menyebabkan kadar CO2 naik, pH larutan tanah turun, kekentalan protoplasma naik dan permeabilitas akar terhadap air berkurang.
(Sumber: Ir.Imam mudakir,M.Si. 2004. Fisiologi tumbuhan,hal: 14-15)

Tumbuhan mengeluarkan cairan dari tubuhnya melalui 3 proses, yaitu :
1. Transpirasi 
adalah terlepasnya air dalam bentuk uap air melalui stomata dan kutikula ke udara bebas (evaporasi). Transpirasi dipengaruhi oleh Faktor luar, meliputi :
- kelembaban udara : semakin tinggi kelembaban udara maka transpirasi semakin lambat. Pada saat udara lembab transpirasi akan terganggu, sehingga tumbuhan akan melakukan gutasi
- suhu udara : semakin tinggi suhu maka transpirasi semakin cepat.
- intensitas cahaya : semakin banyak intensitas cahaya maka transpirasi semakin giat.
- kecepatan angin : semakin kencang angin maka transpirasi semakin cepat.
- kandungan air tanah : didalam air tanah terlarut berbagai macam garam (ion atau molekul) dan gas. Tergantung kepada berapa banyak bahan terlarut didalamnya, akar ditentukan konsentrasinya. Semakin tinggi konsentrasinya, semakin rendah potensial airnya.

Faktor dalam, meliputi :
- ukuran (luas) daun
- tebal tipisnya daun
- ada tidaknya lapisan lilin pada permukaan daun
- jumlah stomata
- jumlah bulu akar (trikoma) 

Jadi semakin cepat laju transpirasi berarti semakin cepat pengangkutan air dan zat hara terlarut, demikian pula sebaliknya. Alat untuk mengukur besarnya laju transpirasi melalui daun disebut fotometer atau transpirometer.

2. Gutasi
Gutasi adalah pengeluaran air dalam bentuk tetes-tetes air melalui celah-celah tepi atau ujung tulang tepi daun yang disebut hidatoda/ gutatoda/ emisarium. Terjadi pada suhu rendah dan kelembaban tinggi sekitar pukul 04.00 sampai 06.00 pagi hari. Di alami pada tumbuhan famili Poaceae (padi, jagung, rumput, dll).
 
3. Perdarahan 
Perdarahan adalah pengeluaran air cairan dari tubuh tumbuhan berupa getah yang disebabkan karena luka atau hal-hal lain yang tidak wajar. Misalnya pada penyadapan pohon karet dan pohon aren.



3. ALAT DAN BAHAN
3.1 ALAT
  Alat yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah:




1. Photometer 2. Alat potong (silet) 3. Bak Air





4. Beaker Glass

3.2 BAHAN
Bahan yang digunakan dalam percobaan daya hisap daun adalah:
1. Tumbuhan pacar air (Impatien balsamina) beserta daunnya
2. Vaselin / Malam
3. Air 
4. Eosin

4. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini kami melakukan pengamatan tentang pembuktian daya hasap daun. Tanaman yang kami gunakan adalah tanaman pacar air (Impatien balsamina), tanaman ini digunakan karena batang tanaman ini bening sehingga mudah diamati, selain itu tanaman pacar air merupakan salah satu tumbuhan herba yang 90% penyusunnya adalah air,sehingga untuk praktikum untuk membuktikan daya hisap daun tanaman ini sangat cocok karena tanaman ini sangat cepat bila menghisap air. Bahan lain yang kita gunakan untuk praktikum adalah eosin yang digunakan untuk mengetahui air yang terserap oleh tanaman serta digunakansebagai tanda untuk mengukur air yang diserap oleh tanaman pacar air tiap menitnya.
Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan pengeluaran zat-zat ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Pada tumbuhan tingkat rendah (misal ganggang) penyerapan air dan zat hara yang terlarut di dalamnya dilakukan melalui seluruh bagian tubuh. Pada tumbuhan tingkat tinggi (misal spermatophyta) proses pengangkutan dilakukan pembuluh pengangkut yang terdiri dari xylem dan phloem.
Tumbuhan memperoleh bahan dari lingkungan untuk hidup berupa O2, CO2, air dan unsur hara. Kecuali gas O2 dan CO2 zat diserap dalam bentuk larutan ion. Mekanisme proses penyerapan dapat belangsung karena adanya proses imbibisi, difusi, osmosis dan transpor aktif.
Air yang terdapat dalarn tubuh tanaman adalah kurang dari 1 % dari seluruh air yang masuk pada tanaman sclama siklus hidupnva. Sebagian hesar dari air yang telah diserap akan hilang dan tuhuh tanaman bail: secara gutasi maupun transpirasi.Gutasi merupakan peristiwa hilangnva air dari tuhuh tanaman dalam hentuk tetesan air.Sedangkan transpirasi adalah peristiwa hilangnva air dalam bentuk uap air.Apahrla air dalarn daun telah digunakan untuk fotosintesis atau diuapkan dalam bentuk gutasi maupun transpirasi, maka sel-sel daun menjadi lebih pekat sehingga DPD (Diffusion Pressure Deficit) air akan naik. Naiknya DPD air merupakan suatu daya mengisap air dari sel-sel di sekelilingnya.Apabila sel ini merupakan kelompok jaringan maka dava hisap ini disebut daya hisap daun.

Berikut penjelasannya mengenai faktor yang mempengaruhi daya hisap daun yang merupakan suatu hal yang akan dibuktikan kebenarannya melalui praktikum kali ini, antara lain:


a. Cahaya
Pada percobaan kali ini setelah prosedur kerja sampai pada tahap meletakkan tanaman pada tempat yang terang dan gelap,maka Satu unit percobaan diletakkan ditempat terang atau terdapat sinar matahari yang pada percobaan ini dilakukan oleh kelolpok 5-8, sedangkan satu unit lainnya di letakkan di tempat teduh atau dalam ruang praktikum yang dilakukan oleh kelolpok 1-4.Dengan intensitas cahaya yang terlalu tinggi maka proses fotosintesis akan berlangsung lancar, sehingga air yang dibutuhkan banyak. Dari pengamatan antara menit pertama dengan menit selanjutnya menunjukkan perbedaan yang signifikan. Tanaman yang diletakkan pada tempat yang terang seharusnya memiliki daya hisap daun yang lebih tinggi, tetapi pada praktikum kali ini ada beberapa kelompok yang tidak demikian. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya kesalahan dalam pembacaan laju eosin pada pipa kapiler, ataupun bisa saja karena adanya kebocoran.

b. Kelembaban Udara
Kelembaban udara di tempat terang 60%,sedangkan di tempat teduh 75%. Kelembaban semakin meningkat bila tanaman diletakkan di tempat yang teduh. Akibatnya jumlah air yang diserap juga rendah karena proses transpirasinva berjalan lambat dibandingkan dengan yang terkena sinar matahari.

c. Suhu / temperatur.
Suhu di tempat terang 35" C, sedangkan di tempat teduh 30° C.Pada suhu rendah maka penverapan air dan zat hara lebih cepat karena dipengaruhi oleh difusi osmosis.Bila suhu terlalu tinggi maka menyebabkan kerusakan pada membran misalnya karena kebocoran protein(membran tersusun atas molekul protein).

d. Jumlah Daun
Semakin banyak jumlah daun, maka penyerapan zat hara atau air juga semakin meningkat.Hal ini ada kaitannya dengan proses transpirasi karena semakin banyak jumlah daun makin memperluas bidang transpirasi. yang digunakan pada percobaan ini jumlah daun tanaman pacar air adalah 5 daun. Tanaman dengan daun yang banyak, maka kekuatan isap daunnya semakin tinggi, karena semakin banyak air yang diperlukan dalam proses transpirasi begitu juga sebaliknya.

Praktikum kali ini bertujuan untuk membuktikan bahwa air naik ke daun disebabkan oleh adanya daya hisap daun serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Percobaan dilakukan dengan menggunakan fotometer yaitu stimulasi yang terbuat dari gelas dengan bentuk pipa kapiler yang memiliki skala pergerakan air. Dengan menggunkan tanaman pacar air yang dimasukkan kedalam salah satu lubang pipa yang berbentuk Y. Batang pacar air yang akan dimasukkan kedalam pipa fotometer sebelumnya dipotong terlebih dahulu didalam air. Pemotongan batang dilakukan didalam air bertujuan untuk mencegah masuknya udara ke dalam pembuluh xilem, karena bila ada udara yang masuk ke dalam pembuluh xilem di khawatirkan akan terbentuk rongga udara. Sehingga rongga udara ini akan menghalangi/memutus gaya kohesi antara air yang ada didalam daun dengan didalam pipa kapiler. Bila ini terjadi maka akan menghalangi atau mengurangi daya hisap daun.
Sedangkan pipa kapiler yang lebih kecil diberi indikator berupa eosin supaya memudahkan pengamatan terhadap laju pergerakan air dalam pipa kapiler. Dengan dua perlakuan satu ditempatkan dibawah cahaya matahari langsung serta yang satu ditampatkan dalam ruangan yang tidak terkena matahari secara langsung. Tanaman pacar air yang digunakan yaitu berdaun 5. Pengamatan dilakukan terhadap laju pergerakan air yang bereosin tiap 5 menit sekali selama 30 menit.
Dari praktikum tersebut didapatkan data kelas ( tertera dalam data pengamatan ). Berdasarkan data tersebut diperoleh hasil bahwasanya banyak seakli faktor yang mempengaruhi daya isap daun, namun dalam praktikum kali ini hanya beberapa saja yang dibuktikan, diantaranya tentang faktor cahaya,( redup = dalam ruangan, terang = dibawah matahari secara langsung ). Sedangkan faktor lain yang di amati adalah tentang suhu dan kelembaban.
Pada perlakuan tanaman berdaun 5 dengan cahaya terang dilakukan oleh kelompok 4-8, sedangkan dengan cahaya redup dilakukan oleh kelompok 1-4. Setelah dilakukan pada tempat perlakuan masing-masing dapat diamati bahwasanya eosin dalam pipa kapiler mengalami pergerakan sedikit demi sedikit, sehingga dapat disimpulkan bahwasanya cahaya matahari memiliki pengaruh yang nyata terhadap kekuatan daya hisap daun. Dari pengamatan antara menit pertama dengan menit selanjutnya menunjukkan perbedaan yang signifikan. Tanaman yang diletakkan pada tempat yang terang seharusnya memiliki daya hisap daun yang lebih tinggi, tetapi pada praktikum kali ini ada beberapa kelompok yang tidak demikian. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya kesalahan dalam pembacaan laju eosin pada pipa kapiler, ataupun bisa saja karena adanya kebocoran.
Cahaya matahari sangat berpengaruh langsung terhadap daya hisap daun, karena cahaya matahari merupakan sumber utama bagi daun untuk melakukan fotosintesis dan berpengaruh langsung terhadap ketersediaan air. Ketika daun menerima cahay matahari, maka energi berupa paket foton akan digunakan oleh klorofil untuk memecah molekul air yang tersimpan didaun, membentuk ion H+ sebagai donor proton untuk reaksi gelap dalam grana. Pemakain dari molekul air yang ada didaun tersebut menyebabkan timbulnya tempat kosong, sehingga gaya kohesi menarik molekul air yang berada didekatnya, untuk menggantikan tempat yang kosong tersebut, yang diawali dengan penarikan air pada pembuluh xilem. Dan dilanjutkan dengan penarikan air yang ada didalam tanah, karena gaya kohesi ini bersambungan sampai ke air tanah disekitar rambut-rambut akar maka menyebabkan air tersebut tertarik juga ke daun tanaman.
Suhu dan kelembaban juga memiliki pengaruh terhadap daya hisap daun. Pada suhu yang lebih tinggi daun memiliki daya hisap daun yang lebih besar. Hal ini dapat terjadi karena suhu dan kelembaban memiliki pengaruh terhadap proses transpirasi yaitu dengan tujuan untuk membuang kelebihan panas yang diterima dari lingkungan luar ( terutama cahaya matahari ), untuk mencegah kerusakan sel-sel luar dari tanaman. Sedangkan bila kelembaban udara lebih rendah, maka akan mempercepat juga proses transpirasi. Kelembaban yang rendah memakasa air yang ada pada rongga jaringan bunga karang yang jenuh untuk mengeluarkan kelebihan airnya. Proses transpirasi yang cepat memaksa air yang ada dalam tanah untuk naik kedaun, menggantikan ruangan kosong dari tempat air yang telah menguap ( traspirasi ). Sehingga secara tidak langsung faktor-faktor yang mempengaruhi transpirasi juga mempengaruhi kekuatan daya isap daun
Selain faktor di atas, jumlah daun juga mempengaruhi daya isap daun. Tanaman dengan daun yang banyak, maka kekuatan isap daunnya semakin tinggi, karena semakin banyak air yang diperlukan dalam proses transpirasi begitu juga sebaliknya.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat diperoleh kesimpulan: bahwa air naik menuju ke daun karena adanya daya isap daun, sedangkan factor-faktor lain yang telah dibuktikan pada praktikum ini adalah ketersediaan cahaya matahari, suhu, kelembaban, serta pengaruh jumlah daun terhadap kecepatan daya hisap daun yaitu:  
1. Semakin tinggi intensitas cahaya yang mengenai daun tanaman maka daya hisap daun juga semakin cepat.
2. Suhu yang tinggi mempercepat proses transpirasi pada daun tanaman sehingga semakin tinggi suhu proses penguapan semakin besar daya isap daun.
3. Kelembaban udara dilingkungan tanaman tersebut juga mempengaruhi daya isap daun. Semakin rendah kelembaban udara membuat air yang jenuh dalam rongga jaringan bunga karang semakin cepat keluar dari daun tanaman sehingga daya isap daun juga semakin besar.
4. Jumlah daun juga berpengaruh terhadap kecepatan daya hisap daun, semakin banyak jumlah daun, maka daya hisap daun semakin cepat begitu juga sebaliknya.


DAFTAR PUSTAKA

• Tim Pembina Fisiologi Tumbuhan. 2008. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Jember : FKIP Universitas Jember
• Mudakir, Imam. 2006. Fisiologi Tumbuhan. Jember : FKIP Universitas Jember
• Franklin et al. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta : UI Press
• Kimbal, john W. 1983. Biologi Jilid II. Jakarta : Erlangga
• Yatim, wildan. 1990. Biologi Umum II. Jakarta : PT Gramedia
• Heddy, suwarno, Ir. 1990. Biologi Pertanian. Jakarta : CV Rajawali
























LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

ACARA 3
PEMBUKTIAN DAYA HISAP DAUN
(Disusun untuk memenuhi laporan fisiologi tumbuhan)





Oleh :

Kelompok 4
Retno Ayu D. 070210193020
Salun Nafi’ah 070210193100
Rumsiah 070210193146
Alfian Nur A.T. 070210193160
Neli Sa’adaniyah 070210193164





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2009