Sabtu, 10 Oktober 2009

BAB 7. SISTEM PEREDARAN DARAH
Dalam bab ini, terdapat beberapa tujuan instruksional yang merupakan sub bab pembahasan materi. Tujuan instruksional tersebut antara lain :
a. Untuk mengetahui sistem peredaran darah pada hewan invertebrata.
b. Untuk mengetahui sistem peredaran darah pada hewan vertebrata.
c. Untuk mengetahui sistem peredaran darah pada manusia.
d. Untuk mengetahui sistem limfe pada manusia.
Sistem kardiovaskular atau sistem sirkulasi adalah suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh. Ada 2 jenis sistem sirkulasi: sistem sirkulasi terbuka dan sistem sirkulasi tertutup.  
Sistem peredaran darah


  Tertutup Terbuka 
- darah sentiasa mengalir di - darah tidak sentiasa mengalir
dalam salur darah di dalam salur darah
- Jenis : - darah berada di
- Tertutup dan tunggal hemoselom
Contoh: ikan yang membasahi tisu badan
- Tertutup, ganda dua dan Tak lengkap secara langsung
Contoh: amfibia, reptilia - Contoh: insekta, krustasia
- Tertutup, ganda dua dan lengkap
Contoh: manusia
7.1 Sistem Peredaran Darah Pada Invertebrata.
7.1.1 Protozoa. 
Pada protozoa peredaran cairan hanya karena gerakan Cyclusis sitoplasma, sehingga sari makanan yang dicernakan dalam vakuola makanan disebarkan keseluruh tubuh. Hewan ini tubuhnya hanya terdiri atas satu sel sehingga seluruh proses metabolisme terjadi di dalam proto plasma sel.







Gambar 7.1 Paramecium
7.1.2 Porifera.
Belum memiliki sistem sirkulasi khusus, tubuhnya terdiri atas dua lapisan sel, lapisan dalam terdiri atas sel-sel yang disebut koanosit. Koanosit berfungsi menangkap makanan secara fagosit yang selanjutnya disebarkan keseluruh tubuh oleh amoebosit. 
7.1.3 Platyhelminthes. 
Pada kelompok hewan ini memiliki system gastrovaskuler. Dengan usus yang bercabang-cabang halus keseluruh tubuh selain sebagai alat pencernaan juga langsung mengangkut sari-sari makanan. Sisa metabolisme diangkut lewat system tersendiri dan belum mempunyai darah. Khusus pada cacing pita yang hidup parasit dalam usus, tidak memiliki saluran pencernaan dan pengangkutan sari makanan melalui perembesan sederhana dari lumen usus inang ketiap proglotis .







Gambar 7.2 Platyhelminthes.
7.1.4 Annelida. 
Memiliki sistem peredaran darah tertutup, yang terdiri dari pembuluh darah dorsal, pembuluh darah ventral dan lima pasang lengkung aorta yang berfungsi sebagai jantung, misal pada cacing tanah (Pheretima). 
Darah cacing tanah diedarkan oleh sistem pembuluh darah yang teliti. Akan tetapi darah ini hanya melakukan fungsi pertukaran bahan-bahan dengan sel-sel, jika melalui pembuluh-pembuluh darah yang halus, yaitu kapiler pada tiap segmen dan plasma darah yang mengandung hemoglobin (darah dalam aorta dorsalis terdorong ke anterior oleh kontraksi dinding aorta) di dalam aorta ini terdapat valvula yang berfungsi untuk menjaga mengalirnya kembali darah itudari aorta anterior. Dari aorta dorsalis darah mengalir ke dalam “jantung” kemudian ke aorta ventral. Di dalam “jantung” juga terdapat valvula, sehingga darah hanya mengalir ke satu arah saja. Dari aorta ventral darah mengalirmenuju dinding badan dan nephridia. 
Karena cacing tanah menggunakan kulitnya sebagai alat respirasi maka CO2 dikeluarkan dan O2 diambil oleh darah yang mengalir di kapiler-kapiler dalam kulit. Darah dari dinding badan atau kulit, melalui pembuluh-pembuluh darah menuju ke pembuluh darah subneoralis. Kemudian aliran darah dalam truncus subneoralis ini ke posterior, kemudian darah mengalir ke dorsal melalui pembuluh-pembuluh darah parientalis masuk ke dalam aorta dorsalis. Perlu di garis bawahi bahwa pada saat darah mengalir menuju kulit, hemoglobin mengikat CO2 dan O2 keluar melalui kulit, sedang O2 daei udara masuk ke tubuh cacing tanah melalui kulit dan bersenyawa dengan hemoglobin membentuk oxyhemoglobin. Karena darah selalu beredar dalam sistem pembuluh-pembuluh darah, maka katakan bahwa cacing tanah mempunyai suatu sistem “tertutup”. 







 
Gambar 7.3 Sistem peredaran darah Annelida.

7.1.5 Arthropoda. 
Memiliki sistem peredaran darah terbuka. Jantung disebut jantung pembuluh. Darah dan cairan tubuh serangga disebut hemolimfa. 
Darah ada di dalam pembuluh darah hanya dalam satu bagian dari perputaran di seluruh badan. Perputaran selanjutnya terjadi di dalam rongga badan saja. Sistem yang demikian dikenal sebagai suatu sistem sirkulasi “terbuka”. Volume darah yang dibutuhkan bagi sistem yang demikian diperlukan untuk dasar praktis karena reduksi rongga badan yang mencolok. Rongga badan yang mengecil ini disebut homosoel. Efisiensi aliran dan pembagian darah ini dipelihara dengan adanya pembagian homosoel menjadi kamar-kamar yang disebut sinus. Pada belalang ini, bagian sistem yang tertutup itu terbatas pada sebuah jantung tabung yang panjang dan aorta yang terdapat di sebelah dorsal .
Jantung memompa darah ke dalam sinus-sinus dari homosoel; yang merupakan tempat terjadinya pertukaran bahan-bahan. Gerakan otot-otot badan yang dikoordinasi, secara berangsur-angsur mengembalikan darah ke sinus di sekeliling jantung, ialah sinus dorsal. Sambil berkontraksi, katub-katub kecil pada dinding jantung terbuka dan darah dapat masuk dari sinus dorsal ke jantung, maka selesailah peredaran itu. sistem sirkulasi dari belalang (mempunyai alat transportasi berupa jantung pembuluh. Pada bagian jantung pembuluh terdapat lubang-lubang kecil (ostium) yang mempunyai katup. Pada waktu jantung pembuluh berdenyut ostium tertutup, darah mengalir ke depan melalui aorta.
7.1.6 Mollusca. 
Memiliki sistem peredaran darah tertutup. Jantung pada hewan ini sudah terdapat atrium (serambi) dan ventrikel (bilik) serta terdapat pembuluh darah vena dan arteri.
Sistem sirkulasi tertutup dari cumi-cumi sangat menarik, karena ada tiga pompa untuk memelihara sirkulasi. Satu, jantung memompa darah ke semua organ interna dan jaringan tubuh. Dua, jantung lainnya benar-benar bekerja memompa darah dari organ-organ interna dan jaringan ke insang, yang merupakan tempat terladinya pertukaran gas. 
Untuk memahami keuntungan dari sistem yang demikian baik untuk diketahui bahwa tekanan yang dihasilkan oleh kontraksi sebuah jantung seluruhnya hampir berhamburan, bila darah masuk ke kapiler-kapiler. Meskipun kapiler-kapiler kecil, total daerah sayatan melintang dari kapiler-kapiler yang menerima darah dari sebuah pembuluh darah besar, cukup Memiliki sistem peredaran darah tertutup. Jantung pada hewan ini sudah terdapat atrium (serambi) dan ventrikel (bilik) serta terdapat pembuluh darah vena dan arteri.
Keuntungan kedua dari system tersebut adalah pertukaran gas berlangsung di dua tempat, yaitu di insang dan jaringan tubuh. Pertukaran darah hanya terjadi ketika darah sedang melalui kapiler – kapiler. Jadi ketika melalui insang, tekanan darah berkurang atau bahkan menghilang sehingga dengan cepat menyebar ke jaringan tubuh. Sebaliknya, ketika meallui kapiler – kapiler dari jaringan darah kehilangan tekanan sehingga memaksa darah kembali ke insang. Jadi system jantung yang terpisah pada cephallopoda mengatasi masalah tersebut sehingga sirkulasi akan berlangsung. 







Gambar 7.4 Anatomi tubuh Cumi-cumi.

7.1.7 Echinodermata.
Seluruh tubuhnya tertutup oleh duri, tidak berkepala, dan mempunyai rangka yang tersusun dari zat kapur di luar tubuhnya (eksoskeleton). Hewan berkulit duri mempunyai mulut yang dikelilingi oleh kaki berbentuk tabung yang mempunyai alat pengisap di bagian ujungnya. Mempunyai pencernaan yang baik, tetapi sistem saraf dan sistem peredaran darahnya masih sederhana. Contoh hewan berkulit duri adalah bintang laut, bulu babi, teripang, dan landak laut.






Gambar 7.5 Sistem sirkulasi Asteroidea
7.2 Sistem Peredaran Darah Pada Vertebrata.
 Berdasarkan jenis cairan yang diedarkan, sistem peredaran darah pada vertebrata dibedakan menjadi dua macam, yakni sistem peredaran darah dan sistem limfatik (peredaran getah bening). Berdasarkan cara peredarannya, sistem sirkulasi pada vertebrata ada 2 macam/ yaitu: sistem peredaran darah terbuka pada limfa, dan sistem peredaran darah tertutup pada darah. Sistem peredaran darah pada vertebrata berbeda dengan sistem peredaran darah pada invertebrata dalam hal ada tidaknya pusat koordinasi peredaran. pada invertebrata dijumpai suatu pusat koordinasi peredaran. Sistem peredaran darah vertebrata terdiri dari jantung, arteri, vena, kapiler, dan darah. Jantung adalah pusat peredaran. Jantung yang tersusun oleh otot vang kuat memiliki kontraksi yang ritmik (teratur); biasa kita sebut detak atau denyut. Arteri dan vena dapat dijumpai pada hewan vertebrata. Pembuluh darah yang meninggalkan jantung disebut arteri (nadi). Selanjutnya, arteri bercabang-cabang di seluruh bagian tubuh menjadi arteri yang halus dan disebut kapiler. Darah dari seluruh tubuh akan kembali melalui venula (pembuluh balik kapiler) kemudian menuju ke vena (pembuluh balik yang lebih besar) dan akhirnya kembali ke jantung. Plasma darah vertebrata tak berwarna dan mengandung sel darah merah (eritrosit). Pada umumnya eritrosit vertebrata berbentuk oval .dan berinti. Akan tetapi, eritrosit pada mamalia berbentuk bikonkaf dan tidak berinti. Sel darah putih (leukosit) ada beberapa macam dan masing-masing mempunyai tugas khusus. Selain itu, terdapat juga keping-keping darah (trombosit). Eritrosit berwarna merah karena adanya hemoglobin yang berperan dalam pengikat O2,pada sistem pernapasan. Plasma darah berberfungsi membawa sari-sari makanan, sampah metabolisme, hasil proses sekresi, dan beberapa gas. Pada hewan vertebrata, vena yang membawa darah meninggalkan lambung dan usus disebut vena porta karena membawa darah ke susunan kapiler yang lain. Bila kapiler yang dituju adalah kapiler dalam hati (hepar) maka vena ini disebut vena porta hepatika. Pada umumnya vertebrata tingkat rendah memiliki vena portal renalis (ginjal). Sistem peredaran getah bening (sistem limfatik) berperan dalam pertahanan tubuh dan pengembalian plasma dari jaringan-jaringan.
7.2.1 Pisces. 
Sistem peredaran darah pada ikan terdiri dari: jantung beruang dua, yaitu sebuah-bilik (ventrikel) dan sebuah serambi (atrium). Jantung terletak dibawah faring di dalam rongga pericardium , yaitu bagian dari rongga tubuh yang terletak dianterior (muka). selain itu, terdapat organ sinus venosus, yaitu struktur penghubung berupa rongga yang menerima darah dari vena dan terbuka di ruang depan jantung. Plasma darah mengandung sel darah merah yang berinti dan sel darah putih. Lien (limpa) sebagai bagian dari sistem peredaran terdapat di dekat lambung dan dilengkapi dengan pembuluh-pembuluh limpa.
Pada proses peredaran darah, darah dari seluruh tubuh yang mengandung CO2 kembali ke jantung melalui vena dan berkumpul di sinus venosus kemudian masuk ke serambi. Selanjutnya, darah dari serambi masuk ke bilik dan dipompa menuju insang melewati konus arterious, aorta ventralis, dan empat pasang arteri aferen brakialis. Pada arteri aferen brakialis, Oksigen diikat oleh darah, selanjutnya menuju arteri eferen brakialis dan melalui aorta dorsalis darah diedarkan ke seluruh tubuh. Di jaringan tubuh, darah mengikat CO2 Dengan adanya sistem vena, darah dikemballikan dari bagian kepala dan badan menuju jantung. Peredaran darah pada ikan disebut peredaran darah tunggal karena darah hanya satu kali melewati jantung.
7.2.2 Amphibi. 
Sistem peredaran darah pada katak terdiri dari, jantung beruang tiga, arteri, vena, sinus, venosus, kelenjar limfa, dan cairan limfa.darah katak tersusun dari plasma darah yang terang (cerah) dan berisi sel-sel darah (korpuskula), yakni sel-sel darah merah , sel darah putih dan keeping sel darah.
Jantung katak terdiri dari: 
a. Sebuah bilik yang berdinding tebal dan letaknya disebelah posterior
b. Dua buah serambi , yakni serambi kanan (atrium dekster) dan serambi kiri (atrium sinister)
c. Sinus venosus yang berbentuk segitiga dan terletak disebelah dorsal dari jantung
d. Trunkus arteriosus berupa pembuluh bulat yang keluar dari bagian dasar anterior bilik. 
Untuk mencegah berbaliknya, aliran darah, di antara serambi dan bilik terdapat katup (valve), sedangkan antara serambi kanan dan kiri terdapat sekat (septum). Di dalam trunkus arteriosus terdapat katup spiralis. Darah yang mengandung CO2, dari seluruh tubuh masuk ke jantung melalui vena kava (pembuluh balik tubuh). Darah ini mula-mula berkumpul di sinus venosus, dan kemudian karena adanya kontraksi maka darah akan masuk serambi kanan. pada saat itu, darah yang mengandung O2, yang berasal dari paru-paru masuk ke serambi kiri. Bila kedua serambi berkontraksi maka darah akan terdorong ke dalam bilik. Dalam bilik terjadi sedikit percampuran darah yang kaya O2 dan miskin O2.
Untuk selanjutnya, darah yang kaya O2 dalam bilik dipompa melalui trunkus arteriosus menuju arteri hingga akhirnya sampai di arteri yang sangat kecil (kapiler) diseluruh jaringan tubuh. Dari seluruh jaringan tubuh, darah akan kembali ke jantung melewati pembuluh balik yang kecil (venula) dan kemudian ke vena dan akhirnya ke jantung, sementara itu, darah yang miskin dipompa keluar melewati arteri konus tubular. Pada katak dikenal adanya sistem porta, yaitu suatu sistem yang dibentuk oleh pembuluh balik (vena ) saja. 
7.2.3 Reptil. 
Sistem peredaran darah pada reptilia lebih maju bila dibandingkan dengan sistem peredaran amfibi karena adanya pemisahan darah yang beroksigen dan tidak beroksigen dalam jantung. Jantung reptilia terletak di rongga dada di bagian depan ventral. Jantung terdiri dari sinus venosus, serambi kiri dan serambi kanan, serta bilik kiri dan bilik kanan.
Pada umumnya, diantara dua bilik terdapat sekat (septum) yang tidak sempurna, kecuali pada buaya. Pada buaya sekat tersebut hamper sempurna dan terdapat foramen panizzae, yaitu lubang yang terdapat pada tempat pertemuan arteri sistemik kanan dan kiri. Arteri sistemik merupakan arteri yang berasal dari jantung menuju keaorta. Arteri sistemik merupakan arteri yang berasal dari jantung menuju ke aorta. Darah dari vena masuk ke jantung melalui sinus venosus, menuju ke serambi kanan kemudian ke bilik kanan. Darah yang berasal dari paru-paru, melalui arteria pulmonalis, masuk ke serambi kiri kemudian ke bilik kiri.
Dari bilik kiri, darah dipompa keluar melalui sepasang arkus aortikus. Dua arkus aortikus ini lalu menghubungkan diri menjadi satu membentuk aorta dorsalis yang mensuplai darah ke alat-alat dalam, ekor, dan alat gerak belakang. Dari seluruh jaringan tubuh, darah menuju ke vena, kemudian menuju sinus venosus dan kembali ke jantung. 
7.2.4 Aves. 
Peredaran darah burung tersusun oleh jantung sebagai pusat peredaran darah, darah, dan pembuluh-pembuluh darah.
Darah pada burung tersusun oleh eritrosit berbentuk oval dan berinti. Jantung burung berbentuk kerucut dan terbungkus selaput perikardium. Jantung terdiri dari dua serambi yang berdinding tipis serta dua bilik yang dindingnya lebih tebal. Pembuluh-pembuluh darah dibedakan atas arteri dan vena. Arteri yang keluar dari bilik kiri ada tiga buah, yaitu dua arteri anonim vang bercabang lagi menjadi arteri - arteri vang memberi darah ke bagian kepala, otot terbang, dan anggota depan; dan sebuah aorta yang merupakan sisa dari arkus aortikus yang menuju ke kanan (arkus aortikus yang menuju ke kiri mereduksi). Pembuluh nadi ini kemudian melingkari bronkus sebelah kanan dan membelok ke arah ekor menjadi aorta dorsalis (pembuluh nadi punggung). Pembuluh nadi yang keluar dari bilik kanan hanya satu, yakni arteri pulmonis (pembuluh nadi paru-paru), yang kemudian bercabang menuju paru-paru kiri dan kanan.
Pembuluh balik (vena) dibedakan atas:
a. Pembuluh balik tubuh bagian atas (vena kava superior); vena ini membawa darah dari kepala,anggota depan, dan anggota otot-otot pektoralis menuju jantung.
b. Pembuluh balik tubuh bagian bawah (vena kava inferior); membawa darah dari bagian bawah tubuh ke jantung.
c. Pembuluh balik yang datang jari paru - paru (pulmo) kanan dan paru-paru kiri serta membawa darah menuju serambi kiri jantung. 
7.2.5 Mamalia. 
Adapun alat-alat tubuh yang terlibat dalam aktivitas peredaran darah adalah jantung, pembuluh darah (arteri, arteriol, kapiler, dan vena) dan pembuluh limfe.
Alat-alat peredaran darah terdiri atas :
a. Jantung .
Jantung dapat dianggap sebagai suatu bagian dari pembuluh darah yang melebar, berbentuk kerucut terbalik dengan letak sedemikian rupa sehingga ujung jantung mengarah ke bawah, depan dan kiri. Basis jantung mengarah ke atas, belakang dan sedikit ke kanan. Pada basis jantung terhimpun aorta, batang nadi paru-paru, batang pembuluh vena atas dan bawah. Bagian dalam jantung terdiri atas empat ruang yaitu: atrium kiri, ventrikel kiri, atrium kanan dan ventrikel kanan. Atrium kiri dan ventrikel kiri saling berhubungan demikian pula pada atrium kanan dan ventrikel kanan.




























































































































Gambar 7.6 Jantung manusia.

b. Pembuluh darah.
1) Pembuluh nadi (Arteri).
Arteri merupakan pembuluh darah yang mengalirkan darah dari jantung (meninggalkan jantung), didingnya kokoh dan elastis serta mempunyai katup yang terletak di bagian dalam jantung. Pembuluh arteri yang paling besar disebut aorta.
2) Pembuluh balik (Vena).
Vena mengalirkan darah kea rah jantung yang pada garis besarnya mempunyai susunan yang sama dengan arteri hanya lebih luas. Di sepanjang vena terdapat banyak katup untuk mencegah agar darah tidak mengakir kembali lagi.
3) Jalinan kapiler.
Arteri bercabang-cabang menjadi arteri yang lebih kecil yang disebut arteriol bercabang-cabang lagi yang disebut kapiler. Kapiler adalah pembuluh kecil yang mempunyai diameter kira-kira sebesar sebuah sel darah (7,5/10m) dengan demikian sel-sel darah hanya dapat lewat satu persatu.
7.3 Sistem Peredaran Darah Pada Manusia.
 Medium transport dari sistem sirkulasi adalah darah. Darah yang terdapat didalam tubuh kira-kira 8 persen dari berat badan. Darah merupakan suatu jaringan bersifat cair. Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah disebabkan oleh hemoglobin.
 Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Komposisi darah terdiri dari beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.
 Secara umum ada 3 tipe unsur-unsur penyusun darah, yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit).
7.3.1 Sel-sel darah.
a. Sel-sel darah merah (eritrosit) sekitar 99%. 
Merupakan bagian utama penyusun sel-sel darah yang mengandung Hemoglobin (Hb) yang menyebabkan darah berwarna merah. Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela. Sel darah merah berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit menderita penyakit Anemia.





Gambar 7.7 Kumpulan eritrosit.
Berikut karakteristik dari sel darah merah :
1). Diameternya 8 mikrometer (0.008mm) dan tebalnya 2 mikrometer (0.002mm).
2). Bentuk:
a) Berbentuk cakera dua cekungan.
b) Membrannya yang bersifat kenyal daoat berubah menjadi sabit ketika menerusi kapilari darah yang sempit.
3). Kandungan:
a) Eritroit yang matang tidak mempunyai nukleus.
b) Merupakan suatu pundi yang mengandungi larutan pekat pigmen merah yang disebut hemoglobin.
c) Hemoglobin ialah suatu molekul kompleks yang terbentuk dari 4 kumpulan hem. Kumpulan hem mengandungi besi (ferum) dan berwarna.
d) Oksigen berpadu dengan hemoglobin. 
4). Ciri-ciri lain:
a) Masa eritrosit adalah kira-kira 120 hari.
b) Eritrosit yang tua disingkirkan dari aliran oleh makrofag, yaitu sel berbentuk amoeba yang didapati di dalam organ limpa, sumsum tulang, nodus limfa dan hati.
c) Eritrosit baru dibentuk di dalam sumsum tulang yang terdapat pada tulang panjang dada dan anggota. Eritrosit baru menggantikan eritrosit yang tua dan yang tercedera.
b. Sel darah putih (leukosit) sekitar 0,2%. 
Proses pembentukan leukosit pada umumnya terjadi pada sumsum tulang belakang. Adapun karakteristik umum dari leukosit antara lain :
1). Berubah-ubah; 10 mikrometer (0.01mm)
2). Rupa bentuk: Luekosit boleh menukar bentuknya. Pertukaran bentuk berlaku apabila menembusi dinding kapilari darah ketika fagositosis.
3). Kandungan:
a) Makanan sel meliputi protoplasma yang terdiri daripada nukleus dan sitoplasma.
b) Mempunyai nukleus yang mungkin bercuping.
c) Tidak berwarna kerana sitoplasmanya tidak mempunyai hemoglobin.
d) Leukosit mempunyai sitoplasma yang bergranul atau tidak bergranul.
4). Ciri-ciri lain:
a) Leukosit dibentuk di dalam sumsum tulang dan di tisu-tisu limfa seperti di nodus limfa, tonsil, timus dan limfa.
b) Leukosit tersebar bukan saja dalam sistem peredaran tetapi, juga di dalam sistem limfa dan di dalam tisu-tisu perantara.
c) Masa leukosit adalah singkat, kira-kira 2 atau 3 hari saja.
Sel darah putih dibedakan dalam 3 jenis, yaitu :
(1) Granulosit, diantaranya : neutrofil, eosinofil, dan basofil. Memiliki karakteristik mengandung granula, inti besar dibanding sitoplasma. Inti tersebut bersifat polimorfis yaitu menggembung tidak teratur.
(2) Limfosit, tidak mengandung granula, inti sangat besar dibanding sitoplasma, dapat berubah bentuk dan berpindah atau amoeboid dari kapiler ke jaringan. Untuk kembali lagi ke peredaran darah, limfosit masuk ke pembuluh limfe.
(3) Monosit, memiliki bentuk yang lebih besar. Berinti besar dan tebal membentuk huruf J.
Fungsi umum dari leukosit adalah bertugas memusnahkan benda-benda asing dan berbahaya oleh tubuh, misalnya virus atau bakteri, karena leukosit bertanggungjawab terhadap sistem imun tubuh. Orang yang kelebihan leukosit menderita leukimia sedangkan jika seseorang kurang leukosit menderita penyakit leukopenia.
c. Keping darah (trombosit) 0,6-1%.
Keping-keping darah atau trombosit adalah fragmen sel-sel yang dihasilkan oleh sel-sel besar atau megakariosit. Yang terdapat didalam sumsum tulang. Trombosit mempunyai ciri-ciri berbentuk seperti cakra dan lebih kecil dari sel darah merah. Secara normal dalam setiap kubik milimeter darah terdapat antara 150.000-400.000 keping-keping darah. Trombosit memiliki peran penting dalam pembekuan darah.
Darah manusia melakukan 2 mekanisme pertahanan untuk mencegah kemasukan patogen apabila terjadi luka:
1) Pembentukan palam patlet pada bagian dinding saluran darah yang terluka. 
2) Pembentukan bekuan darah dapat menutup luka yang lebih besar dengan baik. Mekanisme Pembekuan Darah:
a) Pendarahan yang kecil boleh dihentikan oleh pengecutan otot-otot bulat saluran darah secara refleks. Pengecutan ini mengurangkan aliran darah ke bagian saluran darah yang luka.
b) Pembentukan palam platlet di bagian saluran darah yang luka mengurangi sedikit pendarahan. 
c) Pendarahan pada saluran darah yang besar dapat dihentikan oleh pembentukan palam patlet dan pembekuan darah.
d) Mekanisme pembekuan darah bermula apabila terdapat luka pada saluran-saluran darah.
e) Platlet akan bersentuhan dengan kolagen. Ion-ion kalsium dan fosfolipid dibebaskan oleh patlet.
f) Trombosit berhimpun dengan membetuk palam platlet pada daerah yang terluka.
g) Tromboplastin ( trombokinase ) diaktifkan apabila darah terdedah kepada tisu-tisu yang terluka.
h) Tromboplastin dengan kehadiran vitamin K, ion-ion kalsium dan fosfolipid mengaktifkan protrombin menjadi enzim trombin yang aktif.
i) Trombin menyebabkan protein plasma fibrinogen berubah menjadi gentian fibrin.
j) Suatu jaringan gentian fibrin terbentuk di bagian saluran darah yang teluka. Tindakan ini seterusnya menyebabkan eritrosit terperangkap.

Gambar 7.8 Mekanisme pembekuan darah.  
k) Eritrosit itu akan terjerat pada jaringan gentian fibrin.
l) Jaringan fibrin dan eritrosit bersama membentuk bekuan darah yang menutupi luka. Pembekuan darah memerlukan waktu 5 hingga 8 menit.
Fungsi Pembekuan Darah:
(1) Pembekuan darah mengurangi dan kemudian menghentikan pendarahan pada saluran darah.
(2) Pembekuan darah mencegah tekanan darah menurun. Ini akan berlaku ketika pendarahan yang parah. Kadar pengaliran darah akan berkurang apabila tekanan darah menurun.
(3) Pembekuan darah membantu menstabilkan jumlah darah dalam tubuh manusia. Kekurangan jumlah darah akan menurunkan tekanan darah.
(4) Pembekuan darah mengangkut nutrien dan oksigen ke organ-organ terutama otak. Kekurangan oksigen pada otak menyebabkan pingsan dan akhirnya mati.
(5) Pembekuan darah merupakan suatu mekanisme pertahanan yang penting untuk mencegah kemasukan patogen ke dalam badan manusia apabila terjadi luka. 
(6) Pembekuan darah dapat menghambat pengurangan nutrien yang terkandung dalam plasma darah.
7.3.2 Plasma Darah.
 Plasma darah merupakan komponen-komponen penyusun sel-sel darah yang terbentuk suatu cairan yang berwarna keuningan. Plasma darah terdiri atas berbagai macam zat makanan (glukosa, asam amino, asam lemak, lemak dan protein), hormon, enzim, anti bodi dan garam mineral, serta air yang merupakan komponen utama yang berfungsi sebagai pelarut yang terbaik di dalam plasma darah, sehingga dapat menyebabkan darah sebagai darah yang medium transport yanh efektif. 
 Protein plasma terdiri atas:
a. Antihemophilic Globulin atau AHG, berfungsi untuk mencegah hemophilia yaitu penyakit darah yang sukar membeku.
b. Tromboplastin, dihasilkan oleh keping-keping darah yang berfungsi dalam proses pembekuan darah bersama protrombin dan fibrinogen.
c. Protrombin.
d. Fibrinogen.
e. Albumin, terbentuk dalam hati dan berperan dalam peristiwa kehipertonisan plasma darah terhadap jaringan.
f. Immunoglobulin (gamma globulin), dihasilkan oleh sel darah putih yang berfungsi untuk kekebalan tubuh (antibody).
Kira- kira 7% plasma darah terdiri atas molekul-molekul protein, diantaranya fibrinogen yang merupakan suatu komponen essensial untuk proses pembekuan. Apabila darah diambil dari sebuah vena dan dibiarkan membeku, maka bekuan darah tersebut akan berkerut secara lambat dan dihasilkan suatu serum (cairan bening) yang keluar dari bekuan darah tersebut. Serum tersebut merupakan plasma darah yang tidak mengandung fibrinogen.  
7.3.3 Fungsi Darah.
a.. Mengangkut hasil-hasil pencernaan.
1) Hasil pencernaan yang berada di dalam usus ialah glukosa, asid-asid amino, asid-asid lemak, gliserol, pelbagai jenis vitamin dan ion mineral.
2) Darah mengangkut hasil-hasil pencernaan dari usus kecil ke hati dan kemudan ke tisu di seluruh badan.
b. Mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh badan.
1) Di paru-paru, oksigen meresap ke dalam eritrosit dan bersatu dengan hemoglobin untuk membentuk oksihemoglobin.
2) Satu molekul oksigen bersatu secara longgar dengan 4 atom besi di dalam satu molekul hemoglobin.
3) Oksihemoglobin membebaskan oksigennya apabila kepekatan oksigen rendah, misalnya di dalam tisu. Oksigen kemudian meresap ke dalam tisu.
c. Mengangkut karbon dioksida dari seluruh badan ke paru-paru.
1) Karbon dioksida adalah hasil buangan respirasi sel-sel hidup.
2) Di jaringan, karbon dioksida meresap ke dalam darah dan 8% tetap sebagai karbon dioksida yang terlarut.
3) 81% karbon dioksida meresap ke dalam eritrosit dan bergabung dengan air untuk membentuk acid karbonik, dengan bantuan enzim.
4) Acid karbonik terurai untuk membentuk ion H+ dan ion-ion bikarbonat.
5) Sebagian ion, bikarbonat meresap ke dalam plasma darah untuk membentuk natrium bikarbonat.
6) 11% karbon dioksida bertindak secara langsung dengan hemoglobin dan membentuk karbamino-hemoglobin.
d. Mengangkut air.
Darah mengangkut air dari usus dan organ ginjal ke seluruh badan yang memerlukannya. Air yang berlebihan akan diangkut oleh darah ke organ ginjal untuk dibuang.
e. Mengangkut bahan-bahan sisa.
1) Asam-asam amino yang berlebihan diangkut ke hati untuk diuraikan ketika deaminasi.
2) Deaminasi menghasilkan ammonia yang bertindak dengan karbon dioksida untuk membentuk urea.
3) Darah mengangkut garam ammonium urea, kreatinin dan acid urik dari hati ke organ ginjal untuk dibuang.
f. Mengangkut hormon.
Hormon-hormon dirembeskan oleh kelenjar-kelenjar endokrin secara terus ke dalam aliran darah. Darah membawa hormon-hormon ke organ-organ yang tertentu. Misalnya, pankreas merembeskan hormon insulin ke dalam darah yang kemudiannya membawa insulin ke hati yang memerlukannya.
g. Menjaga kestabilan suhu tubuh
Organ-organ yang aktif secara fisiologi menghasilkan banyak tenaga, yang kemudian disebarkan melalui darah ke seluruh badan untuk menetapkan suhu badan manusia.
7.3.4 Golongan Darah.
 Golongan darah adalah ciri khusus dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Sistem golongan darah pada manusia ada tiga macam. Ketiga penggolongan darah tersebut didasarkan atas kehadiran antigen (aglutinogen) tertentu dalam sel darah merahnya dan zat anti (aglutinin). Menurut Bernstein (German) dan Furuhata (Jepang), penggolongan darah ini dikendalikan oleh sepasang gen. Ketiga penggolongan darah tersebut adalah :
a. Sistem ABO.
Ditemukan oleh K. Landsteiner pada tahun 1900 yang dapat meggolongkan darah manusia menjadi 4 macam yang berdasarkan jenis anti gen dan anti bodi, yaitu : 
1) Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A dipermukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga seorang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
2) Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga seorang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah B-negatif atau O-negatif.
3) Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga seorang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darh kecuali pada sesama AB-positif.
4) Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga seorang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah HBO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.
SKEMA TRANSFUSI DARAH




 
 



b. Sistem MN.
Ditemukan oleh K. Landsteiner dan P. Levine pada tahun 1972. penggolongan darah ini berdasarkan adanya antigen M dan antigen N pada sel darah merah manusia. Penggolongan darah ini berguna untuk tes kesuburan. Sistem golongan darah ini terdiri atas 3 jenis yaitu: 
1) Golongan M, mengandung antigen M 
2) Golongan N, mengandung antigen N
3) Golongan MN, mengandung antigen M dan antigen N.

c. Sistem Rhesus (Rh).
Sistem golongan darah rhesus (Rh) pertam kali ditemukan pada jenis kera Macaca rhesus pada tahun 1940 oleh K. Landsteiner dan Wiener. Pada jenis ini ditermukan antigen rhesus pada eritrositnya. Sistem golongan darah rhesus juga berlaku pada manusia karena antigen rhesus juga dimiliki oleh manusia. Orang yang memiliki antigen rhesus dinamakan rhesus positif (Rh+), sedangkan yang tidak memilikinya disebut rhesus negatif (Rh-). Sistem rhesus ini dikendalikan oleh gen dengan alel Rh dan rh. Alel Rh bersifat dominan terhadap alel rh.
Pada wanita Rh- kalau mengandung embrio bergolongan Rh+, untuk kandungan 1 tidak ada apa-apa. Namun untuk kandungan ke 2 bergolongan Rh+ juga, maka akan terjadi eritoblastolis fetalis, yaitu bayi yang lahir akan menderita anemia yang parah dan didalam tubuh bayi banyak beredar eritroblast, yaitu eritrosit yang belum matang sehingga tubuh menjadi kuning.
7.3.5 Macam-macam Peredaran Darah.
Peredaran darah manusia melibatkan dua sistem peredaran: 
a. Sistem peredaran pulmonari. Melibatkan peredaran darah terdeoksigen dari ventrikel ke peparu dan darah beroksigen dari peparu ke aurikel kiri.
b. Sistem peredaran sistemik melibatkan peredaran darah beroksigen dari ventrikel kiri ke seluruh badan dan darah terdeoksigen dari seluruh badan ke aurikel kanan jantung. 

















Gambar 7.9 Sistem peredaran darah pada manusia.
Peredaran darah manusia dapat dibagi menjadi 3 macam:
a. Peredaran darah besar.
Ketika jantung berkontraksi memompa darah yang membawa darah kaya oksigen dari ventrikel kiri melalui aorta ke seluruh tubuh, di dalam tubuh oksigen digunakan untuk oksidasi karbondioksida diangkut oleh darah melalui vena kembali ke atrium kanan.
b. Peredaran darah kecil.
Jantung memompa darah dari ventrikel kanan melalui arteri pulmonalis ke paru-paru, di paru-paru darah mengeluarkan karbondioksida dan mengambil oksigen kembali ke jantung atrium kiri melalui vena pulmonalis.
c. Peredaran darah coroner. 
Merupakan peredaran darah yang terjadi khusus hanya pada jantung, melalui pembuluh-pembuluh coroner jantung.
7.3.6 Kelainan dan Gangguan Pada Darah.
a. Hemofili, yaitu suatu penyakit keturunan yang terjadi karena darah sukar membeku.
b. Anemia, yaitu penyakit kekurangan darah yang disebabkan konsentrasi sel darah merah dalam tubuh menurun karena laju matinya eritrosit melebihi lajunya pembentukan.
c. Eritroblastosis fetalis, yaitu penyakit kuning pada bayi yang baru dilahirkan, disebabkan karena kerusakan sel-sel darah oleh aglutinin dari luar.
d. Leukimia, disebut juga kanker darah yang disebabkan oleh pambahan sel-sel darah putih (leukosit) yang tidak terkendali.
e. Trombus/embolus, yaitu penyakit jantung yang dapat disebabkan oleh adanya gumpalan darah di dalam nadi tajuk.
f. Sklerois, adalah pengerasan dari pembuluh darah. 
g. Varises, yaitu pelebaran pembuluh vena, biasanya pada betis. Apabila terjadi di dekat anus disebut ambeien atau hemoroid.
7.4 Sistem Limfe.
Sistem limfatika merupakan jalur tambahan di mana cairan dapat mengalir dari ruang interstisial ke dalam darah. Sebenarnya system limfatik merupakan jalur utama proses metastasis berbagai macam kanker secara umum, termasuk kanker payudara, usus besar, dan kanker kulit. 











Gambar 7.10 Sistem peredaran limfe pada manusia.
Hampir dari seluruh jaringan tubuh mempunyai saluran limfatik yang mengalirkan kelebihan cairan secara langsung dari ruang interstisial. Beberapa pengecualian terjadi antara lain pada bagian permukaan kulit, system saraf pusat, bagian dalam dari saraf perifer, endomesium otot, dan juga tulang. Meskipun jaringan-jaringan tersebut tidak memiliki saluran limfe, namun mereka memiliki pembuluh interstisial kecil yang disebut pembuluh prelimfatik yang dapat dialiri oleh cairan interstisial; dan pada akhirnya cairan dari jaringan-jaringan tersebut akan mengalir ke dalam pembuluh limfatik; pada otak, cairan interstisialnya akan mengalir ke dalam cairan serebrospinal dan kemudian langsung kembali ke dalam darah. Dan pada akhirnya seluruh pembuluh-pembuluh limfe yang membawa cairan limfe akan bergabung kembali dengan aliran darah melalui system pembuluh vena.
Limfangiogenesis adalah proses pembentukan pembuluh limfe sebelum adanya pembuluh-pembuluh limfe tersebut ada. Limfangiogenesis memiliki peranan fisiologis yang sangat penting dalam homeostasis, metabolisme, dan imunitas. Pembentukan pembuluh limfe juga memiliki implikasi yang nyata dalam beberapa keadaan patologis, diantaranya adalah metastasis neoplasma, oedem, rematik arthritis, psoriasis, dan dalam penyembuhan luka.
Sistem Limfa :
a. Limfa diartikan sebagai cairan jernih berwarna kekuningan, beralkali dan terdapat di dalam saluran limfa atau di luar saluran limfa.
b. Sistem limfa terdiri dari komponen-komponen berikut:
1) Kapilari limfa: Saluran halus yang mempunyai dinding selapis sel. Kapilari limfa bercabang-cabang dan tertutup di hujungnya.
2) Lakteal: Saluran limfa yang terdapat di dalam vilus usus. Lakteal menerima titisan lemak yang terbentuk dari asam lemak dan gliserol yang diserap melalui dinding usus.
3) Saluran limfa: Kapilari-kapilari limfa membawa bendalir limfa ke dalam saluran limfa.
4) Duktus limfa: Bendalir limfa dalam salur limfa memasuki duktus limfa yang lebih besar. Duktus limfa membawa bendalir limfa ke dalam vena sebelum memasuki jantung.
5) Kelenjar limfa: Menapis bakteria, leukosit yang mati dan benda-benda asing yang berada dalam bendalir limfa.
7.4.1 Cairan Limfe
Komposisi Cairan Limfa :
b. Cairan limfa mempunyai kandungan yang serupa dengan bendalir tisu dan plasma darah.
c. Komponen-komponen cairan limfa:
1) Air
2) Bahan bukan organik: natrium, kalsium, kalium, magnesium, klorida, bikarbonat dan fosfat
3) Protein: albumin, globulin dan fibrinogen
4) Bahan kumuhan bernitrogen: asid urik, urea, kreatin, ammonium dan kreatinin.
5) Karbohidrat: glukosa
6) Lemak: kolesterol dan lemak
7) Hormon
8) Gas: oksigen, karbon dioksida dan nitrogen
9) Sel-sel darah: Tidak mempunyai eritrosit. Ia mempunyai lebih banyak limfosit besar dan limfosit kecil jika dibandingkan dengan jenis leukosit yang lain.
7.4.2 Lintasan Peredaran Limfe
Peredaran Limfa Manusia:
a. Kapilari limfa menembus tisu-tisu. Kapilari limfa bertumpu membentuk saluran-saluran limfa.
b. Saluran-saluran limfa yang terdiri dari kepala, leher dan organ-organ abdomen membentuk duktus limfa sebagai berikut:
1) Duktus toraks: membawa cairan limfa ke dalam vena bahu kiri
2) Duktus limfa kanan: membawa cairan limfa ke dalam vena bahu kanan
c. Cairan limfa mengalir masuk ke dalam nodus limfa untuk menapiskan bakteria, benda asing dan leukosit yang mati.
d. Aliran cairan limfa yang melalui saluran-saluran limfa dihasilkan oleh penyusutan otot-otot rangka di sekelilingnya.
e. Terdapat katup dalam salur limfa memastikan cairan itu bergerak dalam satu arah saja.






Gambar 7.11 Aliran limfe.

7.4.3 Fungsi Sistem Limfe 
a. Sistem limfa berfungsi sebagai sistem pertahanan.
1) Limfa mempunyai leukosit yang terdiri dari pelbagai jenis yang mempunyai fungsi berlainan dalam pencegahan penyakit..
2) Keimunan diperoleh oleh badan apabila B-limfosit merembeskan antibodi.Granulosit, monosit dan T-limfosit adalah contoh fagosit dalam sistem limfa.
3) Sistem limfa mengangkut limfa ke nodus limfa untuk membunuh bakteria, leukosit yang mati dan benda asing.
b. Sistem limfa berfungsi sebagai sistem pengangkutan.
1) Mengangkut hasil-hasil pencernaan khususnya asam lemak dan gliserol yang meresap ke dalam lakteal.
2) Mengangkut gas terutama karbon dioksida dari jaringan ke sistem darah melalui duktus toraks dan duktus limfa kanan. Sistem limfa mengangkut air dari jaringan ke sistem darah untuk dibuang oleh organ ginjal.
3) Mengangkut bahan-bahan kotor dari jaringan ke sistem darah untuk diuraikan oleh hati dan kemudiannya dibuang oleh organ ginjal.
4) Sistem limfa mengangkut garam mineral yang berlebihan dari jaringan ke sistem darah untuk dibuang.
5) Mengangkut hormon yang dirembeskan oleh kelenjar-kelenjar endokrin ke dalam aliran darah.

























PERTANYAAN

1. Terangkan perbedaan sistem peredaran darah tertutup dengan sistem peredaran darah terbuka!
Jawab :  
a. Sistem peredaran darah tertutup :
1) darah sentiasa mengalir di dalam salur darah.
2) Jenis : Tertutup dan tunggal, ex: ikan.
Tertutup, ganda dua tak lengkap, ex: amfibia, reptilia.
Tertutup, ganda dua dan lengkap, ex: manusia.
b. Sistem peredaran darah terbuka :
1) darah tidak sentiasa mengalir di dalam salur darah.
2) darah berada di hemoselom yang membasahi tisu badan secara langsung.
3) Contoh: insekta, krustasia
2. Jelaskan mekanisme pembekuan darah apabila tubuh terluka!
Jawab :
a. Pendarahan yang kecil boleh dihentikan oleh pengecutan otot-otot bulat saluran darah secara refleks. Pengecutan ini mengurangkan aliran darah ke bagian saluran darah yang luka.
b. Pembentukan palam platlet di bagian saluran darah yang luka mengurangi sedikit pendarahan. 
c. Pendarahan pada saluran darah yang besar dapat dihentikan oleh pembentukan palam patlet dan pembekuan darah.
d. Mekanisme pembekuan darah bermula apabila terdapat luka pada saluran-saluran darah.
e. Platlet akan bersentuhan dengan kolagen. Ion-ion kalsium dan fosfolipid dibebaskan oleh patlet.
f. Trombosit berhimpun dengan membetuk palam platlet pada daerah yang terluka.
g. Tromboplastin ( trombokinase ) diaktifkan apabila darah terdedah kepada tisu-tisu yang terluka.
h. Tromboplastin dengan kehadiran vitamin K, ion-ion kalsium dan fosfolipid mengaktifkan protrombin menjadi enzim trombin yang aktif.
i. Trombin menyebabkan protein plasma fibrinogen berubah menjadi gentian fibrin.
j. Suatu jaringan gentian fibrin terbentuk di bagian saluran darah yang teluka. Tindakan ini seterusnya menyebabkan eritrosit terperangkap.
k. Eritrosit itu akan terjerat pada jaringan gentian fibrin.
l. Jaringan fibrin dan eritrosit bersama membentuk bekuan darah yang menutupi luka. Pembekuan darah memerlukan waktu 5 hingga 8 menit.
3. Jelaskan fungsi darah pada serangga!
Jawab :
Serangga mempunyai darah dan cairan tubuh yang disebut hemolimfa. Berbeda dengan darah vertebrata, hemolimfa pada serangga tidak mempunyai pigmen pengikat oksigen atau hemoglobin, sehingga oksigen diedarkan ke sel-sel tubuh tidak melalui hemolimfa karena hemolimfa ini hanya untuk mengangkut sari makanan, sedangkan oksigen ke sel-sel tubuh melalui trakea.
4. Ketika tubuh terkena infeksi, kelenjar limfa di pelipatan paha atau di ketiak membengkak, mengapa demikian?
Jawab :
Karena pada pelipatan ketiak dan paha terdapat kumpulan nodus limfa yang berfungsi dalam pemberantasan kuman-kuman dan penyakit, sehingga apabila terjadi infeksi, nodus ini akan membunuh kuman penyebab infeksi yang menyebabkan pembengkakan pada pelipatan tersebut.
5. Bagaimana hewan bersel satu (Protozoa) mengangkut zat-zat ke seluruh tubuh?
Jawab :
Protozoa menyerap oksigen dan air melalui seluruh permukaan tubuhnya. Zat itu masuk ke dalam plasma sel. Selanjutnya zat-zat tersebut beredar di dalam sitoplasma melalui proses difusi. Zat-zat sisa yang dihasilkan diangkut oleh plasma sel ke membran sel untuk dikeluarkan. Jadi membran sel berfungsi sebagai tempat pertukaran zat.
6. Bagaimana mekanisme peredaran darah kecil dan besar?
Jawab :
a. Peredaran darah besar :
Ketika jantung berkontraksi memompa darah yang membawa darah kaya oksigen dari ventrikel kiri melalui aorta ke seluruh tubuh, di dalam tubuh oksigen digunakan untuk oksidasi karbondioksida diangkut oleh darah melalui vena kembali ke atrium kanan.
b. Peredaran darah kecil :
Jantung memompa darah dari ventrikel kanan melalui arteri pulmonalis ke paru-paru, di paru-paru darah mengeluarkan karbondioksida dan mengambil oksigen kembali ke jantung atrium kiri melalui vena pulmonalis.
7. Darah pada belalang tidak memiliki hemoglobin pengikat oksigen, bagaimana mekanisme peredaran oksigen pada belalang?
Jawab :
Oksigen pada belalang diedarkan oleh sistem trakea. Oksigen masuk melalui stigma. Kemudian oksigen masuk kedalam trakea. Kemudian diedarkan ke seluruh tubuh.
8. Mengapa seseorang yang bergolongan darah A tidak dapat memberikan darahnya kepada orang yang bergolongan darah B?
Jawab :
Karena golongan darah A serum darah merahnya dapat membuat aglutinin β atau zat anti B. Apabila golongan darah A didonorkan ke golongan darah B, maka akan terjadi aglutinasi (penggumpalan darah).
9. Mengapa otot ventrikel lebih tebal dari otot atrium?
Jawab :
Karena Ventrikel memiliki fungsi memompa darah kelur jantung, sedangkan atrium merupakan tempat masuknya darah dari vena. Sehingga sesuai dengan fungsi, maka ventrikel bekerja lebih berat daripada atrium sehingga ventrikel memiliki otot yang lebih tebal.
10. Mengapa kita juga perlu memperhatikan faktor rhesus sebelum melakukan transfusi darah?
Jawab :
Sebab apabila darah Rh- (resipien) diberi darah Rh+ (donor) dalam transfusi darah, maka resipien akan membentuk antibodi yang dapat melawan. Antibodi ini belum bekerja pada transfusi pertama, tetapi akan bekerja pada transfusi Rh+ berikutnya dan akan menghancurkan sel darah Rh+ tersebut dan dapat membahayakan. Dengan demikian dalam transfusi darah kita juga perlu memperhatikan faktor rhesus.













GLOSARIUM
Absorbsi : Penyerapan.
Aglutinin : Protein dalam plasma darah yang dapat menggumpalkan aglutinogen.
Aglutinogen : Protein dalam eritrosit yang dapat digumpalkan aglutinin.
Alel : Bentuk alternatif dari gen dalam kaitan dengan ekspresi suatu sifat (fenotip).
Annelida : Merupakan filum hewan yang berhabitat di dalam tanah lembab, subur dan banyak mengandung bahan-bahan organik.
Atom : Satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom yang dikelilingi oleh awan elektron yang bemuatan negatif.
Atrium : Serambi.
Echinodermata : Hewan yang kulitnya berduri.
Eritroblas : Eritrosit yang belum matang.
Eritrosit : Sel-sel darah merah.
Fagosit : Leukosit yang membuang benda asing dalam saluran limfa.
Fagositosis : Proses penyerapan dan eliminasi mikroba.
Gen : Bahan genetik yang terkait dengan sifat tertentu.
Granulosit : Jenis sel darah putih.
Hemoglobin : Suatu molekul kompleks yang terbentuk dari 4 kumpulan hem.
Hemolimfa : Darah dan cairan tubuh pada serangga.
Homocoel : Rongga badan yang mengecil.
Hormon : Pembawa pesan kimiawi antar sel atau kelompok sel.
Invertebrata : Hewan tidak bertulang belakang.
Kardiovaskuler : Suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel.
Koanosit : Sel-sel bagian dalam tubuh yang melapisi spongocoel pada porifera (sel leher).  
Kolagen : Komponen dinding saluran darah.
Lakteal : Saluran limfa yang terdapat dalam usus.
Leukosit : Sel-sel darah putih.
Limfangiogenesis : Proses pembentukan pembuluh limfe sebelum adanya pembuluh-pembuluh limfe tersebut ada
Limfosit : Jenis sel darah putih.
Ostium : Lubang kecil pada jantung pembuluh.
Patogen : Agen biologis yang menyebabkan penyakit pada inang.
Platyhelminthes : Cacing pipih.
Porifera : Kelompok hewan diploblastik yang hidup di laut.
Protozoa : Hewan rendah tingkat pertama yang berukuran mikron.
Sinus : Pembagian homocoel menjadi kamar-kamar pada Arthropoda.
Sirkulasi : Peredaran.
Trombosit : Keping darah.
Ventrikel : Bilik.
Vertebrata : Hewan bertulang belakang.














INDEKS
 
A
Absorbsi, 22
Aglutinin, 18, 22 
Aglutinogen, 18 
Alel, 20 
Annelida, 2 
Atom, 17
Atrium, 4, 5, 7, 8, 10, 21
E
Echinodermata, 5
Eritroblas, 20
Eritrosit, 6, 9, 11, 12, 13, 15, 17, 20, 22, 25
F
Fagosit, 2, 25
Fagositosis, 13, 25
Fibrinogen, 16
G
Gen, 18, 20
Granulosit, 13, 25
H
Hemoglobin, 3, 6, 11, 12, 13, 17
Hemolimfa, 4
Homocoel, 4
Hormon, 25, 26
I
Invertebrata1, 6
K
Kardiovaskuler, 1
Koanosit, 2
Kolagen, 14
L
Lakteal, 24
Leukosit, 6, 13, 11, 13, 14, 22, 23, 25
Limfangiogenesis, 24
Limfosit, 13, 24, 25
O
Ostium, 4
P
Patogen, 14
Patologis, 24
Platyhelminthes, 2
Porifera, 2
Protozoa,1 
Protrombin, 16
S
Sinus, 7
Sirkulasi, 1, 2, 4, 5, 11
T
Trombosit, 6, 11, 14
V
Ventrikel, 4, 5, 7, 10, 20, 21, 22
Vertebrata, 1, 6, 7