Selasa, 05 April 2011

LANDASAN DAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN SERTA PENERAPANNYA

LANDASAN DAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN SERTA PENERAPANNYA

Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan




Disusun Oleh:
Kelompok 3
Ugik Ghandes Arga K. (070210193042)
Salun Nafiah (070210193100)
Fales Eka Pribadi (070210193149)
Dyah Yulianti (070210193155)
Azizatun Ni’mah (070210193156)
Alfian Nur Ahmad T. (070210193160)
Atut Diniyah (070210193166)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2010

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Kemajuan Ilmu dan teknologi, terutama teknologi informasi menyebabkan arus komunikasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini brdampak lagsung pada bidang Norma kehidupan dan ekonomi, seperti tersingkirnya tenaga kerja yang kurang berpendidikan dan kurang trampil, terkikisnya budaya lokal karena cepatnya arus informasi dan budaya global, serta menurunnya norma-norma masyarakat kita yang bersifat pluralistik sehingga raawan terhadap timbulnya gejolak sosial dan disintegrasi bangsa. Adanya pasar bebas, kemampuan bersaing, penguasaan pengetahuan dan tegnologi, menjadi semakin penting untuk kemajuan suatu bangsa. Ukuran kesejahteraan suatu bangsa telah bergeser dari modal fisik atau sumber daya alam ke modal intelektual, pengetahuan, sosial, dan kepercayaan.
Hal ini membutuhkan pendidikan yang memberikan kecakapan hidup (Life Skill), yaitu yang memberikan keterampilan, kemahiran, dan keahlian dengan kompetensi tinggi pada peserta didik sehingga selalu mampu bertahan dalam suasana yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif dalam kehidupannya. Kecakapan ini sebenarnya telah diperoleh siswa sejak dini mulai pendidikan formal di sekolah maupun yang bersifat informal, yang akan membuatnya menjadi masyrakat berpengetahuan yang belajar sepanjang hayat (Lige Long Learning)
Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak dari sejumlah landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Beberapa landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofis, sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan untuk mnjemput masa depan.

Makalah ini akan memusatkan paparan dalam berbagai landasan dan asas pendidikan, serta beberapa hal yang berkaitan dengan penerapannya. Landasan-landasan pendidikan tersebut adalah filosofis, kultural, psikologis, serta ilmiah dan teknologi. Sedangkan asas yang dikalia adalah asas Tut Wuri Handayani, belajar sepanjang hayat, kemandirian dalam belajar.

1.2 Rumusan Masalah
a. Apakah yang dimaksud dengan landasan pendidikan?
b. Apa saja macam-macam landasan pendidikan?
c. Apakah yang dimaksud dengan asas-asas pendidikan?
d. Apa sajakah asas-asas pokok pendidikan?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian landasan pendidikan.
b. Untuk mengetahui macam-macam landasan pendidikan.
c. Untuk mengetahui pengertian asas-asas pendidikan.
d. Untuk mengetahui asas-asas pokok pendidikan.














BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Landasan Pendidikan
2.1.1 Landasan Filososfis
a. Pengertian Landasan Filosofis
Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandanagan dalam filsafat pendidikan, meyangkut keyakianan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan. Aliran filsafat yang kita kenal sampai saat ini adalah Idealisme, Realisme, Perenialisme, Esensialisme, Pragmatisme dan Progresivisme dan Ekstensialisme
• Esensialisme
Esensialisme adalah mashab pendidikan yang mengutamakan pelajaran teoretik (liberal arts) atau bahan ajar esensial. Filsafat pendidikan Esensialisme bertitik tolak dari kebenaran yang telah terbukti berabad-abad lamanya. Kebenarana seperti itulah yang esensial, yang lain adalah suatu kebenaran secara kebetulan saja. Kebenaran yang esensial itu ialah kebudayaan klasik yang muncul pada zaman romawi yang menggunakan buku-buku klasik ditulis dengan bahasa latin yang dikenal dengan nama Great Book. Buku ini sudah berabad-abad lamanya mampu membentuk manusia –manusia berkaliber internasional. Inilah bukti bahwa kebudayaan ini merupakan suatu kebenaran yang esensial. Tokohnya antara lain Brameld.
• Perenialisme
Perensialisme adalah aliran pendidikan yang megutamakan bahan ajaran konstan (perenial) yakni kebenaran, keindahan, cinta kepada kebaikan universal. Filsafat paranialisme dan esensialisme, yakni keduanya membela kurikulum tradisonal yang berpusat pada mata pelajaran yang pokok-pokok (subject centered). Perbedaanya ialah perenialisme menekankan keabadian teori kehikmatan yaitu :
 Pengetahuan yang benar (truth)
 Keindahan (beauty)
 Kecintaan kepada kebaikan (goodness)
Oleh karena itu, dinamakan perenialisme karena kurikulumnya berisi materi yang konstan atau perennial. Prinsip pendidikan antara lain:
1. Konsep pendidikan itu bersifat abadai,karena hakekat manusia tak pernah berubah
2. Inti pendidikan haruslah mengembangkan kekhususkan makluk manusia yang uni, yaitu kemampuan berpikir.
3. Tujuan belajar adalah mengenal kebenaran abadi dan universal
4. Pendidikan merupakan persiapan bagi kehidupan sebenarnya.
5. Kebenaran abadi itu ajarkan melalui pelajaran-pelajaran dasar (basic subject).

• Pragmatisme dan Progresifme
Prakmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari nilai kegunaan praktis, di bidang pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme yang menentang pendidikan tradisional.
Selain itu dapat dikatakan Pragmatisme merupakan aliran filsafat yang mengemukakan bahwa segala sesuatu harus dinilai dari segi kegunaan prgtis;dengan kata lain paham ini menyatakan yang berpaedah itu harus benar, atau ukuran kebenaran didasarkan pada kemanfaatan dari sesuatu itu kepada manusia.

• Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat.
Filasafat Rekonstruksionisme adalah suatu kelanjutan yang logis dari cara berpikir progresif dalam pendidikan. Individu tidak hanya belajar tentang pengalaman-pengalaman kemasyarakatan masa kini disekolah. Tetapi haruslah memelopori masyarakat kearah masyarakat baru yang diinginkan. Dengan demikian tidak setiap individu dan kelompok akan memecahkan kemasyarakatan secara sendirisendiri sebagai progresivisme.

b. Pancasila sebagai Landasan Filosofis Sistem Pendidkan Nasional
Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan UUD 1945. sedangkan Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang P4 menegaskan pula bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia, dan dasar negara Indonesia.

2.1.2 Landasan Sosiologis
a. Pengertian Landasan Sosiologis
Dasar sosiolagis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan karakteristik masayarakat. Sosiologi pendidikan merupakan analisi ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiolagi pendidikan meliputi empat bidang:
1. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.
2. hubunan kemanusiaan.
3. Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.
4. Sekolah dalam komunitas,yang mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya.

b. Masyarakat indonesia sebagai Landasan Sosiologis Sistem Pendidikan Nasional
Perkembangan masyarakat Indonesia dari masa ke masa telah mempengaruhi sistem pendidikan nasional. Hal tersebut sangatlah wajar, mengingat kebutuhan akan pendidikan semakin meningkat dan komplek.
Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan untuk menyesuaikan pendidikan dengan perkembangan masyarakat terutama dalam hal menumbuhkembangkan KeBhineka tunggal Ika-an, baik melalui kegiatan jalur sekolah (umpamanya dengan pelajaran PPKn, Sejarah Perjuangan Bangsa, dan muatan lokal), maupun jalur pendidikan luar sekolah (penataran P4, pemasyarakatan P4 nonpenataran).

2.1.3 Landasan Kultural
a. Pengertian Landasan Kultural
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat dilestarikan/ dikembangkan dengan jalur mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baiksecara formal maupun informal.
Anggota masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan yang sesuai denga perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola tingkah laku, nlai-nilai, dan norma-norma baru sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha-usaha menuju pola-pola ini disebut transformasi kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim digunakan sebagai alat transmisi dan transformasi kebudayaan adalah lembaga pendidikan, utamanya sekolah dan keluarga.

b. Kebudayaan sebagai Landasan Sistem Pendidikan Nasional
Pelestarian dan pengembangan kekayaan yang unik di setiap daerah itu melalui upaya pendidikan sebagai wujud dari kebineka tunggal ikaan masyarakat dan bangsa Indonesia. Hal ini harsulah dilaksanakan dalam kerangka pemantapan kesatuan dan persatuan bangsa dan negara indonesia sebagai sisi ketunggal-ikaan.

2.1.4 Landasan Psikologis
a. Pengertian Landasan psikologis
Dasar psikologis berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar dan perkembangan anak. Pemahaman terhadap peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan.
Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan sama kepada setiap peserta didik, sekalipun mereka memiliki kesamaan. Penyusunan kurikulum perlu berhati-hati dalam menentukan jenjang pengalaman belajar yang akan dijadikan garis-garis besar pengajaran serta tingkat kerincian bahan belajar yang digariskan.

b. Perkembangan Peserta Didik sebagai Landasan Psikologis
Pemahaman tumbuh kembang manusia sangat penting sebagai bekal dasar untuk memahami peserta didik dan menemukan keputusan dan atau tindakan yang tepat dalam membantu proses tumbuh kembang itu secara efektif dan efisien.
Keadaan anak yang tadinya belum dewasa hingga menjadi dewasa berarti mengalami perubahan,karena dibimbing, dan kegiatan bimbingan merupakan usaha atau kegiatan berinteraksi antara pendidik, anak didik dan lingkungan. Perubahan tersebut adalah merupakan gejala yang timbul secara psikologis. Di dalam hubungan inilah kiranya pendidik harus mampu memahami perubahan yang terjadi pada diri individu, baik perkembangan maupun pertumbuhannya. Atas dasar itu pula pendidik perlu memahami landasan pendidikan dari sudut psikologis.
Dengan demikian, psikologi adalah salah satu landasan pokok dari pendidikan. Antara psikologi dengan pendidikan merupakan satu kesatuan yang sangat sulit dipisahkan. Subyek dan obyek pendidikan adalah manusia, sedangkan psikologi menelaah gejala-gejala psikologis dari manusia. Dengan demikian keduanya menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dalam proses dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan pendidikan peranan psikologi menjadi sangat mutlak. Analisis psikologi akan membantu para pendidik memahami struktur psikologis anak didik dan kegiatan-kegiatannya, sehingga kita dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan pendidikan secara efektif.
Bahkan Wens Tanlain, mengemukakan bahwa semakin umum tujuan pendidikan, maka semakin bersifat filosofis dan sosiologis. Sebaliknya semakin dekat dan semakin spesifik tujuan pendidikan,maka semakin bersifat analisa psikologis.
Di dalam praktek pendidikan, anak didik belajar dengan bimbingan. Kegiatan-kegiatan belajar tertentu yang dilakukan oleh anak didik untuk mencapai tujuan tertentu juga dengan bimbingan, tuntunan pendidik. Dengan demikian, anak didik dan pendidik mengetahui hasil kegiatan-kegiatannya itu. Dalam konteks di atas, tujuan pendidikan yang bersifat umum (filosofis sosiologis) perlu dinyatakan secara jelas spesifik. Dengan analisis psikologis tentang tingkah laku manusia dan isi tingkah laku itu, pendidik dapat menetapkan dan merumuskan tujuan-tujuan pendidikan.
Jadi tujuan-tujuan pendidikan yang dinyatakan berdasarkan analisis psikologis memberi tuntunan bagi pendidik dan anak didik tentang apa yang hendak dicapai, kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan, dan tentang kemajuan yang dicapai oleh anak didik.




2.1.5 Landasan Ilmiah dan Teknologis
a. Pengertian Landasan IPTEK
Kebutuhan pendidikan yang mendesak cenderung memaksa tenaga pendidik untuk mengadopsinya teknologi dari berbagai bidang teknologi ke dalam penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan yang berkaitan erat dengan proses penyaluran pengetahuan haruslah mendapat perhatian yang proporsional dalam bahan ajaran, dengan demikian pendidikan bukan hanya berperan dalam pewarisan IPTEK tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang sadar IPTEK dan calon pakar IPTEK itu. Selanjutnya pendidikan akan dapat mewujudkan fungsinya dalam pelestarian dan pengembangan iptek tersebut.

b. Perkembangan IPTEK sebagai Landasan Ilmiah
Iptek merupakan salah satu hasil pemikiran manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang dimualai pada permulaan kehidupan manusia. Lembaga pendidikan, utamanya pendidikan jalur sekolah harus mampu mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan iptek. Bahan ajar sejogjanya hasil perkembangan iptek mutahir, baik yang berkaitan dengan hasil perolehan informasi maupun cara memproleh informasi itu dan manfaatnya bagi masyarakat.

2.2 Asas-asas Pokok Pendidikan
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Khusu s di Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Diantara asas tersebut adalah Asas Tut Wuri Handayani, Asas Belajar Sepanjang Hayat, dan asas Kemandirian dalam belajar.



a. Asas Tut Wuri Handayani
Sebagai asas pertama, tut wuri handayani merupakan inti dari sitem Among perguruan. Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dewantara. Secara historis Tut Wuri Handayani lahir sebagai semboyan yang digunakan oleh Ki Hajar Dewantoro dalam sistem pendidikan Taman Siswa. Makna Tut Wuri Handayani adalah
- Tut Wuri : Mengikuti perkembangan sang anak dengan penuh perhatian berdasarkan cinta kasih tanpa pamrih.
- Handayani : empengaruhi dalam arti merangsang, memupuk, membimbing, menggairahkan agar sang anak mengembangkan pribadi masing-masing melalui disiplin pribadi
Asas ini kemudian dikembangkan oleh Drs. R.M.P. Sostrokartono dengan menambahkan dua semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Sung Tulodo dan Ing Madyo Mangun Karso.
Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu:
 Ing Ngarso Sung Tulodo ( jika di depan memberi contoh)
 Ing Madyo Mangun Karso (jika ditengah-tengah memberi dukungan dan semangat)
 Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan)

b. Asas Belajar Sepanjang Hayat
Azas belajar sepanjang hayat bahwa pendidikan merupakan proses budaya intuk meningkatkan harkat dan martabat manusia, dilaksanakan dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pada hakekatnya pendidikan seumur hidup menurut John Dewey tidak dapat dipisahkan dari belajar seumur hidup.
Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Kurikulum yang dapat meracang dan diimplementasikan dengan memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan horisontal.
 Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan kesinambungan antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan peserta didik di masa depan.
 Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.

c. Asas Kemandirian dalam Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, sedini mungkin dikembangkan kemandirian dalam belajar itu dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu suiap untuk ulur tangan bila diperlukan.
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalamperan utama sebagai fasilitator dan motifator. Salah satu pendekatan yang memberikan peluang dalam melatih kemandirian belajar peserta didik adalah sitem CBSA (Cara Belajar Siwa Aktif).

















BAB 3. KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
• LANDASAN PENDIDIKAN
a. Landasan Filososfis
b. Landasan Sosiolagis
c. Landasan Kultural
d. Landasan Psikologis
e. Landasan Ilmiah dan Teknologis
• Pengertian azaz-azaz pendidikan
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan.
• Azaz pokok pendidikan
1. Asas Tut Wuri Handayani
2. Asas Belajar Sepanjang Hayat
3. Asas Kemandirian dalam Belajar














DAFTAR PUSTAKA

Hartoto.2008. landasan dan asas-asas pendidikan serta penerapannya. [serial on line]. http://fatamorghana.wordpress.com/2008/07/12/bab-iii-landasan-dan-asas-asas-pendidikan-serta-penerapannya.[07 Oktober 2010]

Munir Yusuf.2010. Beberapa Landasan Pendidikan.[serial on line]. http://www.muniryusuf.com/beberapa-landasan-pendidikan-2.html.[07 Oktober 2010].

Sucipto.2010.Landasan dan Asas-Asas Pendidikan.[serial on line]. http://sucipto.guru.fkip.uns.ac.id/2010/01/06/landasan-dan-asas-asas-pendidikan.[07 Oktober 2010].

Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Kamis, 28 Oktober 2010

IQ, EQ, DAN SQ TERHADAP KEPEMIMPINAN SESEORANG



BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian IQ, EQ, dan SQ
1. IQ (Intellegence Quotient/Kecerdasan Intelektual)
Kecerdasan IQ atau Intellegence Quotient itu kan yang selalu jadi tolak ukur. IQ atau juga bisa disebut kecerdasan intelektual, inilah kecerdasan yang paling banyak di dengar oleh kita. IQ adalah kecerdasan yang dimiliki oleh otak manusia yang bisa melakukan beberapa kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar. Kecerdasan ini dapat diukur dengan menggunakan alat psikometri yang biasa disebut sebagai tes IQ. Kecerdasan inilah yang jadi ukuran sebagian besar orang untuk meraih kesuksesan, banyak orang berpikir, dengan IQ tinggi, seseorang bisa meraih masa depan yang cerah dalam hidupnya. Bahkan sistem pendidikan di negara kita inipun masih memandang bahwa IQ adalah modal dasar siswa atau mahasiswa untuk meraih keberhasilan. Padahal ada satu kecerdasan yang lebih berpengaruh dalam kesuksesan seseorang, yaitu EQ atau Emotional Quotient.
Kecerdasan ini ditemukan pada sekitar tahun 1912 oleh William Stern. Digunakan sebagai pengukur kualitas seseorang pada masanya saat itu, dan ternyata masih juga di Indonesia saat ini.
Sudah bertahun-tahun dunia akademik, dunia militer (sistem rekrutmen dan promosi personel militer) dan dunia kerja, menggunakan IQ sebagai standar mengukur kecerdasan seseorang. Tetapi namanya juga temuan manusia, istilah tehnis ini mendapat sorotan dari para ahli dan mereka mencatat sedikitnya ada dua kelemahan (bukan kesalahan) yang menuntut untuk diperbaruhi, yaitu:
a. Pemahaman absolut terhadap skor IQ .
Steve Hallam berpandangan, pendapat yang menyatakan kecerdasan manusia itu sudah seperti angka mati dan tidak bisa diubah, adalah tidak tepat. Penemuan modern menunjuk pada fakta bahwa kecerdasan manusia itu hanya 42% yang dibawa dari lahir, sementara sisanya, 58% merupakan hasil dari proses belajar.
b. Cakupan kecerdasan manusia : kecerdasan nalar, matematika dan logika
Steve Hallam sekali lagi mengatakan bahwa pandangan tersebut tidaklah tepat, sebab dewasa ini makin banyak pembuktian yang mengarah pada fakta bahwa kecerdasan manusia itu bermacam-macam. Buktinya, Michael Jordan dikatakan cerdas selama berhubungan dengan bola basket. Mozart dikatakan cerdas selama berurusan dengan musik. Mike Tyson dikatakan cerdas selama berhubungan dengan ring tinju.
Kecerdasan ini terletak di otak bagian Cortex (kulit otak). Kecerdasan ini adalah sebuah kecerdasan yang memberikan kita kemampuan untuk berhitung, bernalogi, berimajinasi, dan memiliki daya kreasi serta inovasi. Atau lebih tepatnya diungkapkan oleh para pakar psikologis dengan “What I Think“.
IQ biasanya digunakan untuk mengetahui kemampuan kognitif seorang anak. Kemampuan kognitif inipun menurut Jean Pieget (seorang professor di bidang psikologi dari Universitas Geneve, Swiss), mengatakan perkembangan kognitif dibagi menjadi 4 tahap, yaitu tahap senso-motorik (sejak lahir sampai dengan usia 2 tahun), tahap pra-operasional (usia 2 tahun sampai 7 tahun), tahap kongret-operasional (usia 7 tahun sampai 11 tahun), dan tahap operasional formal (dari usia 12 tahun sampai dewasa).
Anak pada masa pra sekolah (kelompok bermain dan TK) adalah masuk dalam tahap pra-operasional dan persiapan untuk masuk pada tahap kongret operasional (sekolah dasar), pada masa operasional kongret ini adalah masa dimana aktivitas mental anak terfokus pada objek-objek yang nyata atau pada berbagai kejadian yang pernah di alami. Pada masa ini anak mulai tahu beberapa aturan atau strategi berpikir seperti penjumlahan, pengurangan, penggandaan dan beberapa kemampuan lain seperti kemampuan anak untuk mengurutkan sesuatu yang berseri. Namun, kemampuan itu tidaklah didapat secara langsung namun bertahap, dimulai pada tahap pra-operasional.


Perkembangan kemampuan pada dua tahap di atas adalah :
1. Mengelompokkan
2. Desentrasi
3. Kemampuan berfikir bolak balik

2. EQ (Emosional Quotient/Kecerdasan Emosional)
Kecerdasan EQ atau Emosional Quotient. Daniel Golemen, dalam bukunya Emotional Intelligence (1994) menyatakan bahwa “kontribusi IQ bagi keberhasilan seseorang hanya sekitar 20 % dan sisanya yang 80 % ditentukan oleh serumpun faktor-faktor yang disebut Kecerdasan Emosional. Dari nama teknik itu ada yang berpendapat bahwa kalau IQ mengangkat fungsi pikiran, EQ mengangkat fungsi perasaan. Orang yang ber-EQ tinggi akan berupaya menciptakan keseimbangan dalam dirinya; bisa mengusahakan kebahagian dari dalam dirinya sendiri dan bisa mengubah sesuatu yang buruk menjadi sesuatu yang positif dan bermanfaat.
Mulai menjadi trend pada akhir abda 20. Kecerdasan ini di otak berada pada otak belakang manusia. Kecerdasan ini memang tidak mempunya ukuran pasti seperti IQ, namun kita bisa merasakan kualitas keberadaannya dalam diri seseorang. Oleh karena itu EQ lebih tepat diukur dengan feeling.
Daniel Golemen, dalam bukunya Emotional Intelligence (1994) menyatakan bahwa “kontribusi IQ bagi keberhasilan seseorang hanya sekitar 20 % dan sisanya yang 80 % ditentukan oleh serumpun faktor-faktor yang disebut Kecerdasan Emosional. Dari nama tehnis itu ada yang berpendapat bahwa kalau IQ mengangkat fungsi pikiran, EQ mengangkat fungsi perasaan. Orang yang ber-EQ tinggi akan berupaya menciptakan keseimbangan dalam dirinya; bisa mengusahakan kebahagian dari dalam dirinya sendiri dan bisa mengubah sesuatu yang buruk menjadi sesuatu yang positif dan bermanfaat.
Kecerdasan emosional digambarkan sebagai kemampuan untuk memahami suatu kondisi perasaan seseorang, bisa terhadap diri sendiri ataupun orang lain. Banyak orang yang salah memposisikan kecerdasan Emosional ini di bawah kecerdasan intelektual. Tetapi, penelitian mengatakan bahwa kecerdasan ini lebih menentukan kesuksesan seseorang dibandingkan dengan kecerdasan sosial. Kecerdasan ini lebih tepat diungkapkan dengan “What I feel”.
EQ kepanjangan dari emotional quotient. EQ atau kecerdasan emosi merupakan kemampuan untuk mengenali emosi diri sendiri, kemampuan untuk mengelola dan mengekspresikan emosi diri sendiri dengan tepat, kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, kemampuan untuk mengenali orang lain dan kemampuan untuk membina hubungan dengan orang lain (Peter Salove dari Universitas Harvard dan John Mayer dari Unuversitas New Hamshire).
Kecerdasan emosional bukan didasarkan pada kepintaran (kognitif) seorang anak melainkan pada suatu yang dahulu disebut karakteristik pribadi atau “karakter”. Dari sisi sosial, kecerdasan emosional dapat diarahkan pada perkembangan sosial emosi. Perkembangan sosial emosi merupakan perkembangan anak untuk menyesuaikan diri terhadap dunia sosial yang lebih luas. Dalam proses perkembangan ini anak diharapkan mengerti orang lain, yang berarti mampu menggambarkan cirri-cirinya , mengenali apa yang dipikirkan, dirasa dan diinginkan serta dapat menempatkan diri pada sudut pandang orang lain tersebut tanpa kehilangan dirinya sendiri.
Kualitas atau kriteria EQ menurut John Mayer :
a. Empati
b. Mengungkapkan dan memahami perasaan
c. Mengendalikan amarah
d. Kemandirian
e. Kemampuan menyesuaikan diri
f. Disukai
g. Kemampuan memecahkan masalah antar pribadi
h. Ketekunan
i. Kesetiakawanan
j. Keramahan
k. Sikap hormat


3. SQ (Spiritual Quotient)
Kecerdasan SQ atau Spiritual Quotient. Danah Zohar, penggagas istilah teknis SQ (Kecerdasan Spiritual) dikatakan bahwa kalau IQ bekerja untuk melihat ke luar (mata pikiran), dan EQ bekerja mengolah yang di dalam (telinga perasaan), maka SQ (spiritual quotient) menunjuk pada kondisi ‘pusat-diri’ ( Danah Zohar & Ian Marshall: SQ the ultimate intelligence: 2001).Kecerdasan ini adalah kecerdasan yang mengangkat fungsi jiwa sebagai perangkat internal diri yang memiliki kemampuan dan kepekaan dalam melihat makna yang ada di balik kenyataan apa adanya ini. Kecerdasan ini bukan kecerdasan agama dalam versi yang dibatasi oleh kepentingan-pengertian manusia dan sudah menjadi ter-kavling-kavling sedemikian rupa. Kecerdasan spiritual lebih berurusan dengan pencerahan jiwa. Orang yang ber – SQ tinggi mampu memaknai penderitaan hidup dengan memberi makna positif pada setiap peristiwa, masalah, bahkan penderitaan yang dialaminya. Dengan memberi makna yang positif itu, ia mampu membangkitkan jiwanya dan melakukan perbuatan dan tindakan yang positif.
Kecerdasan ini terletak dalam suatu titik yang disebut dengan God Spot. Mulai populer pada awal abad 21. Melalui kepopulerannya yang diangkat oleh Danar Zohar dalam bukunya Spiritual Capital dan berbagai tulisan seperti The Binding Problem karya Wolf Singer.
Kecerdasan ini adalah kecerdasan yang mengangkat fungsi jiwa sebagai perangkat internal diri yang memiliki kemampuan dan kepekaan dalam melihat makna yang ada di balik kenyataan apa adanya ini. Kecerdasan ini bukan kecerdasan agama dalam versi yang dibatasi oleh kepentingan-pengertian manusia dan sudah menjadi ter-kavling-kavling sedemikian rupa. Kecerdasan spiritual lebih berurusan dengan pencerahan jiwa. Orang yang ber – SQ tinggi mampu memaknai penderitaan hidup dengan memberi makna positif pada setiap peristiwa, masalah, bahkan penderitaan yang dialaminya. Dengan memberi makna yang positif itu, ia mampu membangkitkan jiwanya dan melakukan perbuatan dan tindakan yang positif.
Kecerdasan inilah yang menurut para pakar sebagai penentu kesuksesan seseorang. Kecerdasan ini menjawab berbagai macam pertanyaan dasar dalam diri manusia. Kecerdasan ini menjawab dan mengungkapkan tentang jati diri seseorang,

2.2 Keterkaitan antara IQ dan EQ
Banyak hal di dunia ini hanya diukur dari kecerdasan IQ saja. Padahal menurut penelitian para pakar, kecerdasan IQ hanya menyumbang 5% (maksimal 10%) dalam kesuksesan seseorang. Mulai dari kita belajar di Sekolah Dasar dari sistem NEM sampai kuliah dengan sistem IPK. Bahkan tidak jarang banyak perusahaan yang merekrut seseorang berdasarkan dari test IQ saja.
Contoh :
Eki memang tidak terlalu pintar dalam mata kuliah statistik. Entah kenapa pelajaran ini terasa berat dan susah ‘nyantol’ di otaknya. Di semester kemaren dia mendapatkan nilai D untuk pelajaran ini. Namun Eki tidak putus asa, semester berikutnya dia mencoba lagi. Berbagai ramuan penahan rasa kantuk dia minum hampir setiap malamnya hanya untuk menjadi teman penahan agar tetap melek dan konsen dalam belajar. Akhirnya masa akhir semester pun tiba, dan kini dia mendapatkan nilai B. Betapa senangnya Eki ketika itu, rasanya ingin dia memberikan bingkai figura daftar nilai B tersebut dan memasangnya di kamar untuk jadi kenangan sampai akhir hidup.
Di saat kesenangannya itu dia bercerita kepada Iko salah satu seorang temannya. “Ko akhirnya statistik ku dapet nilai B“, ujar Eki dengan hebohnya bagai mendapatkan durian runtuh.
“Ah baru dapat nilai B saja udah seneng, aku yang dapet A aja biasa-biasa aja“, sahut Iko. Iko memang terkenal pintar di kelasnya. Tak pernah luput darinya rangking 3 besar semenjak SD.
Eki yang saat itu sedang berbinar-binar tiba-tiba langsung menciut hatinya ketika mendegar komentar dari Iko. Bagaikan kompor yang sedang menyulut tinggi tiba-tiba padam karena tersiram air. Coba kita lihat bagaimana sikap yang ditunjukkan oleh Iko. Memang dia pintar, tetapi tidak mampu memahami perasaan yang dialami oleh Eko. Banyak orang di dunia ini yang pintar namun tidak mampu berkomunikasi secara perasaan kepada orang lain. Bagaikan paku yang pernah dihujam ke sebatang kayu, walaupun bisa dicopot kembali namun lubang itu akan masih tetap ada.
Sekarang kita lihat bagaimana EQ bekerja terhadap situasi seperti ini
“Hi, kenapa kamu terlihat sedih hari ini Ki?” sapa Intan begitu masuk ke kelas.
“Yah, aku cuman dapet nilai B dalam statistik” ujar Eki dengan nada lesu karena habis terciutkan oleh perkataan si Iko.
“Wow hebat donk, kamu ngulang lagi kan kemaren gara-gara dapet D. Bagus donk sekarang dapet B“, hibur Intan kepada Eki.
“Iya, tapi si Iko dapet A dan begitu aku cerita kepadanya….“
“Yaah… kamu tau sendiri kan si Iko orangnya gimana? Tak perlu risau, udahlah jangan kau masukkan ke dalam hati omongan dia. Aku tahu koq perjuangan kamu, kamu udah berusaha giat untuk mengejar nilai ini. Dan ingat tidak bahkan hampir setiap minggu kamu bertanya kepada orang tentang pelajaran ini yang gak kamu ngerti. Malah aku salut ngelihat mahasiswa kayak kamu Ki” ujar Intan membanggakan Eki.
Dan senyuman Eki mulai terlihat di bibirnya.
Begitulah EQ itu bekerja dan mampu memberikan kesuksesan dalam diri kita. EQ dan komunikasinya yang baik mampu memberikan apresiasi ke dalam diri sendiri dan orang lain seperti yang dilakukan Intan. Walau Intan sebenarnya juga tidak kalah pintarnya dalam pelajaran dibandingkan Iko, namun dia juga pintar memahami perasaan orang lain. EQ membantu kita menjadi seseorang yang sukses dalam bersosial dan berkehidupan.

2.3 Keterkaitan antara IQ, EQ dan SQ
Kita sudah paham apa itu IQ dan EQ serta bagaimana keduanya apabila bekerja bersinergi. Namun apabila kedua kecerdasan tersebut tidak disinergikan dengan SQ maka akan berakibat fatal. SQ sendiri bukanlah untuk menjadi “ahli pertapa”, duduk termenung dan diam menikmati indahnya spiritualitas.
Jika seseorang memiliki IQ dan EQ tetapi tidak memliki SQ maka dapat dilihat pada contoh dibawah ini:
Banyak orang cakap dan pintar di dunia ini, salah satunya adalah Hittler. Kita semua mengenal Hittler sebagai pemimpin yang handal. Mampu mempengaruhi sebagian belahan dunia untuk berada di dalam kekuasaannya. Perlu diketahui pula, hittler termasuk salah seorang pempimpin yang hebat dalam hal IQ dan EQ. Buktinya dia mampu dielu-elukan oleh para pengikutnya. Bahkan ada sebuah statemen yang berasal dari dia, “Seribu kebohongan akan menjadi satu kebenaran“.
Namun dibalik kejayaannya, dia mempunyai niatan yang buruk. Tujuan yang tidak mulia. Itulah gambaran cakap IQ dan EQ namun tanpa SQ, tidak menyadari makna/value dalam diri serta siapa dirinya dan untuk apa dirinya diciptakan. Contoh lain adalah, Yakuza. Kita mengenal berbagai bentuk sindikat di dunia. Kalau di Itali ada namanya mafia, di Jepang dikenal dengan Yakuza. Sebuah sindikasi Yakuza terdiri dari orang-orang yang hebat dan solid. Mereka memiliki kemampuan berbisnis dan berorganisasi dengan cakap. Kultur mereka mempunyai semangat juang yang tinggi, loyalitas yang hebat, serta solidaritas yang kuat. Namun jeleknya tujuan mereka (pemaknaan/value) bukan pada tujuan yang mulia. Bahkan apabila mereka melakukan kesalahan yang mengakibatkan membahayakan temannya, mereka harus memotong jari mereka.
Di Indonesia terdapat banyak orang pintar dan cakap (dan saya sangat yakin itu). Tetapi banyak yang berakhlak dan bermoral buruk. Tentu saja menjadi seorang koruptor harus memiliki EQ dan IQ yang baik. Dia cerdas dan harus jago berstrategi. Jago bernegosiasi, berkomunikasi, dan mampu merebut hati orang untuk mau diajak berspekulasi dan berkompromi dengannya. Semangat juang tinggi? Tentu, mereka nampak selalu prima dan percaya diri. Namun akhlak dan moralnya? Masih bobrok. Itulah cakap IQ dan EQ namun tidak memiliki SQ. Bahkan menurut sebuah penelitian, kunci terbesar seseorang adalah dalam EQ yang dijiwai dengan SQ. Banyak seseorang yang diPHK dari pekerjaannya bukan karena mereka tidak pintar, bukan karena mereka tidak pintar mengoperasikan sesuatu, bahkan bukan karena ketidak mampuannya berkomunikasi. Tetapi karena tidak memiliki integritas. Tidak jujur dan tidak bertanggung jawab. Inilah gambaran bagaimana SQ masih belum bekerja di banyak sistem di bumi ini.
Menurut survey The Leadership Challenge yang dilakukan oleh James Mc Kouzes dan Barry Z. Postner, dalam peringkat karakter CEO yang berhasil, nomor satu adalah karakter jujur. Kita sendiri meng’iya’kan dalam diri kita apa yang kita dambakan dari seorang pemimpin? Pasti karakter jujur atau akhlak serta moral yang baik bukan? Hal seperti ini andaikan tidak terkontekskan dalam survey, tetapi moral dan akhlak menjadi anggukan universal, seluruh dunia mengakuinya.

2.4 Landasan EQ dan SQ Dalam Kepemimpinan
Seorang pemimpin yang hanya berlandaskan pada IQ saja, maka visi dan misi serta orientasi kerjanya sebatas pada hal-hal yang sifatnya materialistis, matematis dan pragmatis, dengan mengenyampingkan hal-hal yang berbau spirituallits dan sentuhan hati nurani. Pencapain visi dan misi oleh pemimpin yang hanya mengandalkan IQ, dilakukan dengan prinsip just do it, sehingga segala bentuk kegagalan ataupun keberhasilan, disikapi sebagai prinsip just a game. bahkan ultimate goal nya juga masih sebatas mancari kepuasan materiil atau duniawi.
Pemimpin yang menerapkan nilai-nilai EQ akan menggunakan hatinya dalam memimpin, tidak semata-mata logika sebagaimana pendekatan IQ di atas. Penerapan EQ ini ditunjukan dengan sifat sidik (jujur), Tabligh (berani menyampaikan kebenaran), Amanah (terpercaya), dan Fatonah (berpendirian kuat) dalam memimpin. namun pendekatan EQ ini sasaran akhirnya cenderung masih tetap sama dengan pendekatan IQ yakni sebatas mengejar kepuasan materiil atau duniawi. Konon di dalam dunia pendidikan negara maju seperti Jepang, Inggris dan Amerika ada materi tambahan yang berkaitan erat dengan life skill dan leadership. Disitu aspekkejujuran, pemahaman akan individu dan masyarakat, ditambah basic technology diberikan sebagai menu sehari-hari. Namun konsep itu nampaknya masih terlepas dari nilai-nilai luhur ajaran agama, hanya sebatas pada hubungan antar sesama manusia dengan mengabaikan hubungan dengan Tuhan Pencipta Semesta Alam.
Pemimpin yang mendalami dan menerapkan nilai-nilai SQ dipadukan dengan nilai-nilai EQ, ultimate goal nya semata-mata mendapat ridha Allah SWT. Visi dan misinya sangat jauh kedepan karena dihasilkan dari proses memahami masa lalu (sejarah) yang sangat jauh ke belakang. Mulai dari upaya memahami penciptaan alam dan manusia sampai meyakini bahwa tujuan akhirnya tidak lain adalah akhirat. dengan demikian visinya tidak sebatas sampai akhir kehidupan dunia saja, tapi sampai pada kehidupan akhirat, dimana semua perilaku kita di dunia akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT dan kita yakin bahwa pengadilan akhirat akan kita hadapi. Oleh karena itu prinsip just do it nya adalah mengerjakan segala sesuatu dengan penuh keikhlasan karena melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai seorang pemimpin, semata-mata mengharap ridha Allah SWT, sehingga ukuran yang digunakannya bukan lagi ukuran manusia tapi sudah menggunakan ukuran Tuhan Pencipta Alam Semesta.
Demikian juga dalam hal pengukuran kinerja karyawannya, tidak seamta-mata hanya berorientasi pada hasil seperti yang populer dikembangkan di Barat, tetapi kriteria proses untuk mencapai hasil tersebut juga sangat diperhatikan. Kriteria berdasarkan hasil hanya berfokus pada apa yang telah dicapai atau dihasilkan ketimbang bagaimana sesuatu itu dicapai atau dihasilkan . Salah satu contoh definisi kinerja yang dikemukakan seorang ahli barat John Whitmore, ” Kinerja diartikan sebagai kualitas dan Kuantitas output dari suatu proses manajemen “. Hal ini berarti, kriteria berdasarkan hasil hanya tepat diberlakukan bagi organisasi yang tidak peduli bagaimana hasil ini dicapai. Justru inilah banyak menyebabkan timbulnya kemerosotan moral dan etika karena mereka dapat melakukan dengan berbagai cara untuk mencapai hasil yang diharapkan. Padahal definisi kinerja yang berlandaskan ESQ adalah “Hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika”. dengan mengacu pada definisi ini, maka kinerja itu dapat berupa produk akhir (barang dan jasa) dan atau berbentuk perilaku, kecakapan, kompetensi, sarana dan keterampilan spesifik yang dapat mendukung pencapaian tujuan organisasi. Kriteria berdasarkan perilaku ini sangat penting karena mampu mengindentifikasikan bagaiaman pekerjaan itu dilaksanakan. Kriteri ini sangat penting khusunya bagi pekerjaan yang membutuhkan hubungan antar personal, sebagai contoh dalam toko swalayan, apakah kasir-kasirnya dean pelayannya ramah atau menyenangkan pelanggan ? Toko itu harus membuat daftar perilaku tertentu yang harus diikuti karyawan, perilaku-perilaku itu dapat diukur langsung oleh pelanggan/pembeli.

Kamis, 30 September 2010

Rabu, 29 September 2010

30 Sept 2010

tak usah di pungkiri, suatu realita yang telah terjadi dan akan terjadi........
semua akan baik-baik saja.....
dan kita tak akan tahu dan tak akan pernah mengerti......
apakah Tuhan sengaja membuatnya.........

tipu daya kehidupan selalu menghampiri.....
janganlah bersedih.....
tetaplah menjadi diri sendiri......
tanpa kenal rasa letih.......

Kau tak akan pernah membuat sesuatu yang melebihi....
dan kita pun tak pernah meminta......
Kau tahu apa yang harus dicari????
suatu yang tulus dari hati, yaitu CINTA...........

Sabtu, 21 November 2009

ACARA III
Pembuktian Daya Hisap Daun


1. TUJUAN : Untuk membuktikan bahwa air tanah naik ke daun disebabkan oleh daya hisap daun dan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.

2. DASAR TEORI
Daya hisap daun mempunyai peranan penting sehingga air tanah dapat naik ke atas. Beberapa faktor yang mempengaruhi daya hisap daun antara lain: terang teduhnya cahaya / intensitas cahaya, banyak sedikitnya daun, kelembaban udara, dan cukupnya air tanah. Air bergerak secara vertikal melalui pembuluh xilem melawan grafitasi. Beberapa teori yang menjelaskan kenaikan air dari akar ke daun yaitu :
(sumber: Tim pembina fisiologi tumbuhan. 2009. petunjuk praktikum FISIOLOGI TUMBUHAN,hal 14)
1. Teori Vital
Di dalam tubuh tanaman, maka xilem merupakan pipa-pipa yang satu sama lain berhubungan, meskipun tidak selalu secara langsung.Di dalam pipa-¬pipa kapiler itu air naik dari akar ke ujung batting menentang gaya berat dan disamping it harus pula mengatasi gesekan dari dinding pipa.
Teori vital menyatakan, bahwa perjalanan air semacam itu hanya dapat terlaksana karena pertolongan sel-sel hidup, dalam hal ini ialah sel-sel parenkim kayu, dan sel-sel jari empulur yang ada di sekitar xilem.
2. Tekanan Akar 
Tekanan akar tampak padA sebagian besar tumbuhan, tapi ini terjadi jika tanah cukup lembab, dan bila kelembaban udara tinggi, artinya ketika transpirasi sangat rendah.Tetesan air akan terlihat dari hidatoda pada ujung atau tepi daun rerumputan atau daun arbei. Fenomena itu disehut gutasi.Jika tumbuhan ditempatkan dalam kondisi atmosfer yang cukup kering, atau di tanah yang berkelembaban rendah, atau sekaligus dalam kedua keadaan tersebu, maka takanan akar tidak muncul scbab air dalam batangnya herada di bawah tegangan dan bukan di bawah takanan.
3. Hukum Kapilaritas
Pembuluh xilem dapat dipandang sebagai pembuluh kapiler sehingga air naik didalamnya sebagai akibat dari gaya adhesi anatara dinding xylem dengan molekul air.
Kapilaritas merupakan intcraksi antara permukaan-singgung dari suatu bahan cair dan bahan padat, schinnga permukaan zat cair tersebut berubah bentuk, dari datar manjadi agak mengkerut. Kapilaritas menyebabkan naiknya cairan ke dalam tabung yang sempit, yang terjadi karena zat cair tersebut membasahi dinding tabung (dengan daya adhesi) lalu tertarik ke atas. Pembuluh xilem dapat dipandang sebagai pembuluh kapiler sehingga air naik di dalamnya sebagai akibat dari adhesi antar dinding xilem dan molekul air.
4. Teori Kohesi
Molekul air letaknya berderet-deret mulai dari dalam tanah (sistem perakaran) sampai daun, jika molekul air dari dalam daun meloncat keluar karena transpirasi maka tempat yang kosong tadi segera diisi oleh molekul air di bawahnya. Demikian seterusnya hingga molekul air yang tepat berada diluar bulu akar mendapat kesempatan untuk masuk kedalam sel akar.

Air diperlukan dalam jumlah besar oleh tumbuhan hidup. Air merupakan bagian terbesar tubuh tumbuhan yang aktif mengadakan metabolisme. Fungsi air bagi tumbuhan :
1. menjadi penyusun utama protoplasma
2. menjadi pelarut bagi zat hara yang diperlukan tumbuhan
3. menjadi alat transport untuk memindahkan zat hara
4. menjadi medium berlangsungnya reaksi metabolisme
5. menjadi bahan dasar-dasar untuk reaksi biokimia
6. mengatur turgor sel (untuk pembentangan dinding sel)
7. untuk mempertahankan temperature yang seragam diseluruh tubuh
8. alat gerak misalnya pada pulvinus tangkai daun
(Sumber: Ir.Imam mudakir,M.Si.2004. Fisiologi tumbuhan,hal: 12) 

Keberadaan Air Dalam Sel
Air di dalam sel berada dalam bentuk bebas dan terikat. Keterikatan air itu mungkn karena terikat pada ion atau molekul polar, terikat dengan ikatan H pada molekul lain, terikat pada koloid (plasma protein atau dinding sel), atau terikat secara kapiler.
Apabila tumbuhan kekurangan air, air bebaslah yang terutama hilang terlebih dahulu. Air bebas di dalam sel terutama terdapat di dalam vakuola sebagai cairan encer. Sebagai larutan ar di dalam mempunyai potensial air lebih kecil dan nol. Besarnya potensial air larutan cairan sel dipengaruhi oleh temperature, adanya bahan lain, adanya imbiban (zat yang mampu mengadakan imbibisi), dan adanya atau tegangan (tekanan hidrostatik).
(sumber: Ir.Imam mudakir,M.Si.2004. Fisiologi tumbuhan,hal: 12)

Air Tanah
Tumbuhan darat mendapatkan air dari tanah, sebagai hasil penyerapan oleh akar. Di dalam tanah air berada dalam berbagai bentuk, yaitu :
1. air gravitasi : air yang mengisi pori tanah yang besar
2. air kapiler : air yang mengisi pori tanah yang kecil, dan tidak terikat oleh koloid tanah.
3. air higroskopik : air yang terikat partikel tanah yang berupa komplex koloid
4. air yang terikat dalam molekul merupakan air yang terdapat di dalam molekul garam tanah.
Hanya bentuk 1 dan 2 yang dapat diserap oleh akar. Penyediaan air oleh tanah tergantung pada jumlah air yang masuk (curah hujan dan irigasi) dan kapasitas menahan iar (kemampuan tanah mempertahankan air yang masuk). Kapasitas ini ditentukan oleh struktur tanah (partikel tanah, besarnya pori tanah), serta profil tanah (kendala top soil), akibat perbedaan kecepatan gerak air di dalam tanah.
Kemampuan tanah menahan air secara maksimal disebut kapasitas lapang, sedang kandungan air tanah minimal yang masih dapat diserap akar disebut titik layu sementara.
Air tanah adalah suatu larutan, karena didalamnya terlarut berbagai macam garam (ion atau molekul) dan gas. Tergantung kepada berapa banyak bahan terlarut didalamnya, akar ditentukan konsentrasinya. Semakin tinggi konsentrasinya, semakin rendah potensial airnya. Adanya perbedaan tersebut terjadilah proses difusi.
(sumber: Ir.Imam mudakir,M.Si. 2004. Fisiologi tumbuhan,hal: 12-13)

Mekanisme Hantaran Air
Air yang diserap akar dialirkan ke atas dengan mekanisme :
1. Tekanan akar : yaitu tekanan yang terjadi di xilem sebagai hasil proses aktif. Tekanan akar dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi
2. Aktivitas sel xilem : xilem sebagai bagian berkas pengangkut selain terdiri dari trakea dan trakeid yang merupakan sel mati, juga mengandung parenkim xylem yang terdiri dari sel hidup. Parenkim ini mampu mengadakan metabolisme yang menghasilkan energi untuk menggerakkan air ke atas.
3. Daya hisap daun : sebagai akibat adanya transpirasi, maka potensial osmotic sel-sel mesofil daun naik dan ini akan menyebabkan terbentuknya daya hisap terhadap air di saluran xilem. Kalau daya hisap itu besar, pipa sel-sel xilem akan mengecil dan kalau penyediaan air dari akar cukup akan mengembang lagi. Hal ini dapat dilihat pada dendograf yang dipasang melingkari batang.
(Sumber: Ir.Imam mudakir,M.Si. 2004. Fisiologi tumbuhan,hal: 15-16)

Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Air
Penyerapan air oleh tumbuhan dipengaruhi oleh faktor dalam dan faktor luar (lingkungan).meskipun faktor lingkungan di atmosfer juga mempengaruhi, tetapi perannya dikalahkan oleh faktor tanah.
Faktor dalam (disebut juga faktor tumbuhan) yaitu :
1. Kecepatan transpirasi : penyerapan air hamper setara dengan transpirasi (penguapan lewat daun) bila penyediaan air tanah cukup. Hal ini terjadi karena adanya transpirasi menyebabkan daya hisap daun sebagai akibat kohesi yang diteruskan lewat system hidrostatik pada xilem. Kecepatan transpirasi antara lain ditentukan oleh banyaknya stomata dan keadaan permukaan daun.
2. Sistem perakaran : berbagai tumbuhan menunjukkan perakaran yang berbeda, baik pada pertumbuhan maupun kemampuannya menembus tanah. Karena penyerapan terutama berlangsung di bulu akar, maka jumlah bulu akar yang terutama terjadi akibat percabangan akar, menentukan penyerapan. Tumbuhan yang mempunyai akar dengan perakaran yang sempit disebut mempunyai perakaran intensif. Sebaliknya yang akarnya sedikit tetapi tumbuhan memanjang dan masuk jauh kedalam tanah disebut perakaran ekstensif.
3. Pertumbuhan pucuk : bila bagian pucuk tumbuh baik, akan memerlukan banyak air, menyebabkan daya serap bertambah.
4. Metabolisme : karena penyerapan memerlukan tenaga metabolisme, maka kecepatan metabolisme terutama respirasi akan menentukan besarnya penyerapan. Metabolisme yang juga memungkinkan pertumbuhan akar lebih baik, sehingga makin banyak cabang akar/buluh akara yan terbentukan.

Faktor luar yaitu :
1. Ketersediaan air tanah : tumbuhan dapat menyerap air tanah bila kandungan air tanah terletak antara kapasitas lapang, penyerapan akan terhambat karena akar berada dalam lingkungan anaerob.
2. Konsentrasi/potensial osmotic air tanah : karena ke dalam air tanah terlarut berbagai ion dan molekul maka potensial osmotiknya akan berubah bila yang larut berkurang atau bertambah. Bila ion atau molekul yang larut terlalu banyak sehingga potensial osmotiknya terlalu tinggi, tumbuhan halofit mampu menyerap air dari larutan dengan potensial osmotic yang lebih besar dari tumbuhan halofit.
3. Temperatur tanah : temperatur berhubungan terhadap penyerapan melalui berbagai cara yaitu bia temperature rendah, air menjadi lebih kental sehingga sukar bergerak, perbilitas plasma berkurang dan pertumbuhan akar terhambat.
4. Aerasi : aerasi yang tidak baik menghambat respirasi aerob sehingga energi untuk penyerapan berkurang. Bila respirasi anaerob terjadi, hasil akhir berupa alcohol yang dapat melarutkan lipoprotein membrane plasma sehingga akar busuk. Aerasi yang jelek juga menyebabkan kadar CO2 naik, pH larutan tanah turun, kekentalan protoplasma naik dan permeabilitas akar terhadap air berkurang.
(Sumber: Ir.Imam mudakir,M.Si. 2004. Fisiologi tumbuhan,hal: 14-15)

Tumbuhan mengeluarkan cairan dari tubuhnya melalui 3 proses, yaitu :
1. Transpirasi 
adalah terlepasnya air dalam bentuk uap air melalui stomata dan kutikula ke udara bebas (evaporasi). Transpirasi dipengaruhi oleh Faktor luar, meliputi :
- kelembaban udara : semakin tinggi kelembaban udara maka transpirasi semakin lambat. Pada saat udara lembab transpirasi akan terganggu, sehingga tumbuhan akan melakukan gutasi
- suhu udara : semakin tinggi suhu maka transpirasi semakin cepat.
- intensitas cahaya : semakin banyak intensitas cahaya maka transpirasi semakin giat.
- kecepatan angin : semakin kencang angin maka transpirasi semakin cepat.
- kandungan air tanah : didalam air tanah terlarut berbagai macam garam (ion atau molekul) dan gas. Tergantung kepada berapa banyak bahan terlarut didalamnya, akar ditentukan konsentrasinya. Semakin tinggi konsentrasinya, semakin rendah potensial airnya.

Faktor dalam, meliputi :
- ukuran (luas) daun
- tebal tipisnya daun
- ada tidaknya lapisan lilin pada permukaan daun
- jumlah stomata
- jumlah bulu akar (trikoma) 

Jadi semakin cepat laju transpirasi berarti semakin cepat pengangkutan air dan zat hara terlarut, demikian pula sebaliknya. Alat untuk mengukur besarnya laju transpirasi melalui daun disebut fotometer atau transpirometer.

2. Gutasi
Gutasi adalah pengeluaran air dalam bentuk tetes-tetes air melalui celah-celah tepi atau ujung tulang tepi daun yang disebut hidatoda/ gutatoda/ emisarium. Terjadi pada suhu rendah dan kelembaban tinggi sekitar pukul 04.00 sampai 06.00 pagi hari. Di alami pada tumbuhan famili Poaceae (padi, jagung, rumput, dll).
 
3. Perdarahan 
Perdarahan adalah pengeluaran air cairan dari tubuh tumbuhan berupa getah yang disebabkan karena luka atau hal-hal lain yang tidak wajar. Misalnya pada penyadapan pohon karet dan pohon aren.



3. ALAT DAN BAHAN
3.1 ALAT
  Alat yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah:




1. Photometer 2. Alat potong (silet) 3. Bak Air





4. Beaker Glass

3.2 BAHAN
Bahan yang digunakan dalam percobaan daya hisap daun adalah:
1. Tumbuhan pacar air (Impatien balsamina) beserta daunnya
2. Vaselin / Malam
3. Air 
4. Eosin

4. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini kami melakukan pengamatan tentang pembuktian daya hasap daun. Tanaman yang kami gunakan adalah tanaman pacar air (Impatien balsamina), tanaman ini digunakan karena batang tanaman ini bening sehingga mudah diamati, selain itu tanaman pacar air merupakan salah satu tumbuhan herba yang 90% penyusunnya adalah air,sehingga untuk praktikum untuk membuktikan daya hisap daun tanaman ini sangat cocok karena tanaman ini sangat cepat bila menghisap air. Bahan lain yang kita gunakan untuk praktikum adalah eosin yang digunakan untuk mengetahui air yang terserap oleh tanaman serta digunakansebagai tanda untuk mengukur air yang diserap oleh tanaman pacar air tiap menitnya.
Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan pengeluaran zat-zat ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Pada tumbuhan tingkat rendah (misal ganggang) penyerapan air dan zat hara yang terlarut di dalamnya dilakukan melalui seluruh bagian tubuh. Pada tumbuhan tingkat tinggi (misal spermatophyta) proses pengangkutan dilakukan pembuluh pengangkut yang terdiri dari xylem dan phloem.
Tumbuhan memperoleh bahan dari lingkungan untuk hidup berupa O2, CO2, air dan unsur hara. Kecuali gas O2 dan CO2 zat diserap dalam bentuk larutan ion. Mekanisme proses penyerapan dapat belangsung karena adanya proses imbibisi, difusi, osmosis dan transpor aktif.
Air yang terdapat dalarn tubuh tanaman adalah kurang dari 1 % dari seluruh air yang masuk pada tanaman sclama siklus hidupnva. Sebagian hesar dari air yang telah diserap akan hilang dan tuhuh tanaman bail: secara gutasi maupun transpirasi.Gutasi merupakan peristiwa hilangnva air dari tuhuh tanaman dalam hentuk tetesan air.Sedangkan transpirasi adalah peristiwa hilangnva air dalam bentuk uap air.Apahrla air dalarn daun telah digunakan untuk fotosintesis atau diuapkan dalam bentuk gutasi maupun transpirasi, maka sel-sel daun menjadi lebih pekat sehingga DPD (Diffusion Pressure Deficit) air akan naik. Naiknya DPD air merupakan suatu daya mengisap air dari sel-sel di sekelilingnya.Apabila sel ini merupakan kelompok jaringan maka dava hisap ini disebut daya hisap daun.

Berikut penjelasannya mengenai faktor yang mempengaruhi daya hisap daun yang merupakan suatu hal yang akan dibuktikan kebenarannya melalui praktikum kali ini, antara lain:


a. Cahaya
Pada percobaan kali ini setelah prosedur kerja sampai pada tahap meletakkan tanaman pada tempat yang terang dan gelap,maka Satu unit percobaan diletakkan ditempat terang atau terdapat sinar matahari yang pada percobaan ini dilakukan oleh kelolpok 5-8, sedangkan satu unit lainnya di letakkan di tempat teduh atau dalam ruang praktikum yang dilakukan oleh kelolpok 1-4.Dengan intensitas cahaya yang terlalu tinggi maka proses fotosintesis akan berlangsung lancar, sehingga air yang dibutuhkan banyak. Dari pengamatan antara menit pertama dengan menit selanjutnya menunjukkan perbedaan yang signifikan. Tanaman yang diletakkan pada tempat yang terang seharusnya memiliki daya hisap daun yang lebih tinggi, tetapi pada praktikum kali ini ada beberapa kelompok yang tidak demikian. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya kesalahan dalam pembacaan laju eosin pada pipa kapiler, ataupun bisa saja karena adanya kebocoran.

b. Kelembaban Udara
Kelembaban udara di tempat terang 60%,sedangkan di tempat teduh 75%. Kelembaban semakin meningkat bila tanaman diletakkan di tempat yang teduh. Akibatnya jumlah air yang diserap juga rendah karena proses transpirasinva berjalan lambat dibandingkan dengan yang terkena sinar matahari.

c. Suhu / temperatur.
Suhu di tempat terang 35" C, sedangkan di tempat teduh 30° C.Pada suhu rendah maka penverapan air dan zat hara lebih cepat karena dipengaruhi oleh difusi osmosis.Bila suhu terlalu tinggi maka menyebabkan kerusakan pada membran misalnya karena kebocoran protein(membran tersusun atas molekul protein).

d. Jumlah Daun
Semakin banyak jumlah daun, maka penyerapan zat hara atau air juga semakin meningkat.Hal ini ada kaitannya dengan proses transpirasi karena semakin banyak jumlah daun makin memperluas bidang transpirasi. yang digunakan pada percobaan ini jumlah daun tanaman pacar air adalah 5 daun. Tanaman dengan daun yang banyak, maka kekuatan isap daunnya semakin tinggi, karena semakin banyak air yang diperlukan dalam proses transpirasi begitu juga sebaliknya.

Praktikum kali ini bertujuan untuk membuktikan bahwa air naik ke daun disebabkan oleh adanya daya hisap daun serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Percobaan dilakukan dengan menggunakan fotometer yaitu stimulasi yang terbuat dari gelas dengan bentuk pipa kapiler yang memiliki skala pergerakan air. Dengan menggunkan tanaman pacar air yang dimasukkan kedalam salah satu lubang pipa yang berbentuk Y. Batang pacar air yang akan dimasukkan kedalam pipa fotometer sebelumnya dipotong terlebih dahulu didalam air. Pemotongan batang dilakukan didalam air bertujuan untuk mencegah masuknya udara ke dalam pembuluh xilem, karena bila ada udara yang masuk ke dalam pembuluh xilem di khawatirkan akan terbentuk rongga udara. Sehingga rongga udara ini akan menghalangi/memutus gaya kohesi antara air yang ada didalam daun dengan didalam pipa kapiler. Bila ini terjadi maka akan menghalangi atau mengurangi daya hisap daun.
Sedangkan pipa kapiler yang lebih kecil diberi indikator berupa eosin supaya memudahkan pengamatan terhadap laju pergerakan air dalam pipa kapiler. Dengan dua perlakuan satu ditempatkan dibawah cahaya matahari langsung serta yang satu ditampatkan dalam ruangan yang tidak terkena matahari secara langsung. Tanaman pacar air yang digunakan yaitu berdaun 5. Pengamatan dilakukan terhadap laju pergerakan air yang bereosin tiap 5 menit sekali selama 30 menit.
Dari praktikum tersebut didapatkan data kelas ( tertera dalam data pengamatan ). Berdasarkan data tersebut diperoleh hasil bahwasanya banyak seakli faktor yang mempengaruhi daya isap daun, namun dalam praktikum kali ini hanya beberapa saja yang dibuktikan, diantaranya tentang faktor cahaya,( redup = dalam ruangan, terang = dibawah matahari secara langsung ). Sedangkan faktor lain yang di amati adalah tentang suhu dan kelembaban.
Pada perlakuan tanaman berdaun 5 dengan cahaya terang dilakukan oleh kelompok 4-8, sedangkan dengan cahaya redup dilakukan oleh kelompok 1-4. Setelah dilakukan pada tempat perlakuan masing-masing dapat diamati bahwasanya eosin dalam pipa kapiler mengalami pergerakan sedikit demi sedikit, sehingga dapat disimpulkan bahwasanya cahaya matahari memiliki pengaruh yang nyata terhadap kekuatan daya hisap daun. Dari pengamatan antara menit pertama dengan menit selanjutnya menunjukkan perbedaan yang signifikan. Tanaman yang diletakkan pada tempat yang terang seharusnya memiliki daya hisap daun yang lebih tinggi, tetapi pada praktikum kali ini ada beberapa kelompok yang tidak demikian. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya kesalahan dalam pembacaan laju eosin pada pipa kapiler, ataupun bisa saja karena adanya kebocoran.
Cahaya matahari sangat berpengaruh langsung terhadap daya hisap daun, karena cahaya matahari merupakan sumber utama bagi daun untuk melakukan fotosintesis dan berpengaruh langsung terhadap ketersediaan air. Ketika daun menerima cahay matahari, maka energi berupa paket foton akan digunakan oleh klorofil untuk memecah molekul air yang tersimpan didaun, membentuk ion H+ sebagai donor proton untuk reaksi gelap dalam grana. Pemakain dari molekul air yang ada didaun tersebut menyebabkan timbulnya tempat kosong, sehingga gaya kohesi menarik molekul air yang berada didekatnya, untuk menggantikan tempat yang kosong tersebut, yang diawali dengan penarikan air pada pembuluh xilem. Dan dilanjutkan dengan penarikan air yang ada didalam tanah, karena gaya kohesi ini bersambungan sampai ke air tanah disekitar rambut-rambut akar maka menyebabkan air tersebut tertarik juga ke daun tanaman.
Suhu dan kelembaban juga memiliki pengaruh terhadap daya hisap daun. Pada suhu yang lebih tinggi daun memiliki daya hisap daun yang lebih besar. Hal ini dapat terjadi karena suhu dan kelembaban memiliki pengaruh terhadap proses transpirasi yaitu dengan tujuan untuk membuang kelebihan panas yang diterima dari lingkungan luar ( terutama cahaya matahari ), untuk mencegah kerusakan sel-sel luar dari tanaman. Sedangkan bila kelembaban udara lebih rendah, maka akan mempercepat juga proses transpirasi. Kelembaban yang rendah memakasa air yang ada pada rongga jaringan bunga karang yang jenuh untuk mengeluarkan kelebihan airnya. Proses transpirasi yang cepat memaksa air yang ada dalam tanah untuk naik kedaun, menggantikan ruangan kosong dari tempat air yang telah menguap ( traspirasi ). Sehingga secara tidak langsung faktor-faktor yang mempengaruhi transpirasi juga mempengaruhi kekuatan daya isap daun
Selain faktor di atas, jumlah daun juga mempengaruhi daya isap daun. Tanaman dengan daun yang banyak, maka kekuatan isap daunnya semakin tinggi, karena semakin banyak air yang diperlukan dalam proses transpirasi begitu juga sebaliknya.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat diperoleh kesimpulan: bahwa air naik menuju ke daun karena adanya daya isap daun, sedangkan factor-faktor lain yang telah dibuktikan pada praktikum ini adalah ketersediaan cahaya matahari, suhu, kelembaban, serta pengaruh jumlah daun terhadap kecepatan daya hisap daun yaitu:  
1. Semakin tinggi intensitas cahaya yang mengenai daun tanaman maka daya hisap daun juga semakin cepat.
2. Suhu yang tinggi mempercepat proses transpirasi pada daun tanaman sehingga semakin tinggi suhu proses penguapan semakin besar daya isap daun.
3. Kelembaban udara dilingkungan tanaman tersebut juga mempengaruhi daya isap daun. Semakin rendah kelembaban udara membuat air yang jenuh dalam rongga jaringan bunga karang semakin cepat keluar dari daun tanaman sehingga daya isap daun juga semakin besar.
4. Jumlah daun juga berpengaruh terhadap kecepatan daya hisap daun, semakin banyak jumlah daun, maka daya hisap daun semakin cepat begitu juga sebaliknya.


DAFTAR PUSTAKA

• Tim Pembina Fisiologi Tumbuhan. 2008. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Jember : FKIP Universitas Jember
• Mudakir, Imam. 2006. Fisiologi Tumbuhan. Jember : FKIP Universitas Jember
• Franklin et al. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta : UI Press
• Kimbal, john W. 1983. Biologi Jilid II. Jakarta : Erlangga
• Yatim, wildan. 1990. Biologi Umum II. Jakarta : PT Gramedia
• Heddy, suwarno, Ir. 1990. Biologi Pertanian. Jakarta : CV Rajawali
























LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

ACARA 3
PEMBUKTIAN DAYA HISAP DAUN
(Disusun untuk memenuhi laporan fisiologi tumbuhan)





Oleh :

Kelompok 4
Retno Ayu D. 070210193020
Salun Nafi’ah 070210193100
Rumsiah 070210193146
Alfian Nur A.T. 070210193160
Neli Sa’adaniyah 070210193164





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2009



Sabtu, 10 Oktober 2009

BAB 7. SISTEM PEREDARAN DARAH
Dalam bab ini, terdapat beberapa tujuan instruksional yang merupakan sub bab pembahasan materi. Tujuan instruksional tersebut antara lain :
a. Untuk mengetahui sistem peredaran darah pada hewan invertebrata.
b. Untuk mengetahui sistem peredaran darah pada hewan vertebrata.
c. Untuk mengetahui sistem peredaran darah pada manusia.
d. Untuk mengetahui sistem limfe pada manusia.
Sistem kardiovaskular atau sistem sirkulasi adalah suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh. Ada 2 jenis sistem sirkulasi: sistem sirkulasi terbuka dan sistem sirkulasi tertutup.  
Sistem peredaran darah


  Tertutup Terbuka 
- darah sentiasa mengalir di - darah tidak sentiasa mengalir
dalam salur darah di dalam salur darah
- Jenis : - darah berada di
- Tertutup dan tunggal hemoselom
Contoh: ikan yang membasahi tisu badan
- Tertutup, ganda dua dan Tak lengkap secara langsung
Contoh: amfibia, reptilia - Contoh: insekta, krustasia
- Tertutup, ganda dua dan lengkap
Contoh: manusia
7.1 Sistem Peredaran Darah Pada Invertebrata.
7.1.1 Protozoa. 
Pada protozoa peredaran cairan hanya karena gerakan Cyclusis sitoplasma, sehingga sari makanan yang dicernakan dalam vakuola makanan disebarkan keseluruh tubuh. Hewan ini tubuhnya hanya terdiri atas satu sel sehingga seluruh proses metabolisme terjadi di dalam proto plasma sel.







Gambar 7.1 Paramecium
7.1.2 Porifera.
Belum memiliki sistem sirkulasi khusus, tubuhnya terdiri atas dua lapisan sel, lapisan dalam terdiri atas sel-sel yang disebut koanosit. Koanosit berfungsi menangkap makanan secara fagosit yang selanjutnya disebarkan keseluruh tubuh oleh amoebosit. 
7.1.3 Platyhelminthes. 
Pada kelompok hewan ini memiliki system gastrovaskuler. Dengan usus yang bercabang-cabang halus keseluruh tubuh selain sebagai alat pencernaan juga langsung mengangkut sari-sari makanan. Sisa metabolisme diangkut lewat system tersendiri dan belum mempunyai darah. Khusus pada cacing pita yang hidup parasit dalam usus, tidak memiliki saluran pencernaan dan pengangkutan sari makanan melalui perembesan sederhana dari lumen usus inang ketiap proglotis .







Gambar 7.2 Platyhelminthes.
7.1.4 Annelida. 
Memiliki sistem peredaran darah tertutup, yang terdiri dari pembuluh darah dorsal, pembuluh darah ventral dan lima pasang lengkung aorta yang berfungsi sebagai jantung, misal pada cacing tanah (Pheretima). 
Darah cacing tanah diedarkan oleh sistem pembuluh darah yang teliti. Akan tetapi darah ini hanya melakukan fungsi pertukaran bahan-bahan dengan sel-sel, jika melalui pembuluh-pembuluh darah yang halus, yaitu kapiler pada tiap segmen dan plasma darah yang mengandung hemoglobin (darah dalam aorta dorsalis terdorong ke anterior oleh kontraksi dinding aorta) di dalam aorta ini terdapat valvula yang berfungsi untuk menjaga mengalirnya kembali darah itudari aorta anterior. Dari aorta dorsalis darah mengalir ke dalam “jantung” kemudian ke aorta ventral. Di dalam “jantung” juga terdapat valvula, sehingga darah hanya mengalir ke satu arah saja. Dari aorta ventral darah mengalirmenuju dinding badan dan nephridia. 
Karena cacing tanah menggunakan kulitnya sebagai alat respirasi maka CO2 dikeluarkan dan O2 diambil oleh darah yang mengalir di kapiler-kapiler dalam kulit. Darah dari dinding badan atau kulit, melalui pembuluh-pembuluh darah menuju ke pembuluh darah subneoralis. Kemudian aliran darah dalam truncus subneoralis ini ke posterior, kemudian darah mengalir ke dorsal melalui pembuluh-pembuluh darah parientalis masuk ke dalam aorta dorsalis. Perlu di garis bawahi bahwa pada saat darah mengalir menuju kulit, hemoglobin mengikat CO2 dan O2 keluar melalui kulit, sedang O2 daei udara masuk ke tubuh cacing tanah melalui kulit dan bersenyawa dengan hemoglobin membentuk oxyhemoglobin. Karena darah selalu beredar dalam sistem pembuluh-pembuluh darah, maka katakan bahwa cacing tanah mempunyai suatu sistem “tertutup”. 







 
Gambar 7.3 Sistem peredaran darah Annelida.

7.1.5 Arthropoda. 
Memiliki sistem peredaran darah terbuka. Jantung disebut jantung pembuluh. Darah dan cairan tubuh serangga disebut hemolimfa. 
Darah ada di dalam pembuluh darah hanya dalam satu bagian dari perputaran di seluruh badan. Perputaran selanjutnya terjadi di dalam rongga badan saja. Sistem yang demikian dikenal sebagai suatu sistem sirkulasi “terbuka”. Volume darah yang dibutuhkan bagi sistem yang demikian diperlukan untuk dasar praktis karena reduksi rongga badan yang mencolok. Rongga badan yang mengecil ini disebut homosoel. Efisiensi aliran dan pembagian darah ini dipelihara dengan adanya pembagian homosoel menjadi kamar-kamar yang disebut sinus. Pada belalang ini, bagian sistem yang tertutup itu terbatas pada sebuah jantung tabung yang panjang dan aorta yang terdapat di sebelah dorsal .
Jantung memompa darah ke dalam sinus-sinus dari homosoel; yang merupakan tempat terjadinya pertukaran bahan-bahan. Gerakan otot-otot badan yang dikoordinasi, secara berangsur-angsur mengembalikan darah ke sinus di sekeliling jantung, ialah sinus dorsal. Sambil berkontraksi, katub-katub kecil pada dinding jantung terbuka dan darah dapat masuk dari sinus dorsal ke jantung, maka selesailah peredaran itu. sistem sirkulasi dari belalang (mempunyai alat transportasi berupa jantung pembuluh. Pada bagian jantung pembuluh terdapat lubang-lubang kecil (ostium) yang mempunyai katup. Pada waktu jantung pembuluh berdenyut ostium tertutup, darah mengalir ke depan melalui aorta.
7.1.6 Mollusca. 
Memiliki sistem peredaran darah tertutup. Jantung pada hewan ini sudah terdapat atrium (serambi) dan ventrikel (bilik) serta terdapat pembuluh darah vena dan arteri.
Sistem sirkulasi tertutup dari cumi-cumi sangat menarik, karena ada tiga pompa untuk memelihara sirkulasi. Satu, jantung memompa darah ke semua organ interna dan jaringan tubuh. Dua, jantung lainnya benar-benar bekerja memompa darah dari organ-organ interna dan jaringan ke insang, yang merupakan tempat terladinya pertukaran gas. 
Untuk memahami keuntungan dari sistem yang demikian baik untuk diketahui bahwa tekanan yang dihasilkan oleh kontraksi sebuah jantung seluruhnya hampir berhamburan, bila darah masuk ke kapiler-kapiler. Meskipun kapiler-kapiler kecil, total daerah sayatan melintang dari kapiler-kapiler yang menerima darah dari sebuah pembuluh darah besar, cukup Memiliki sistem peredaran darah tertutup. Jantung pada hewan ini sudah terdapat atrium (serambi) dan ventrikel (bilik) serta terdapat pembuluh darah vena dan arteri.
Keuntungan kedua dari system tersebut adalah pertukaran gas berlangsung di dua tempat, yaitu di insang dan jaringan tubuh. Pertukaran darah hanya terjadi ketika darah sedang melalui kapiler – kapiler. Jadi ketika melalui insang, tekanan darah berkurang atau bahkan menghilang sehingga dengan cepat menyebar ke jaringan tubuh. Sebaliknya, ketika meallui kapiler – kapiler dari jaringan darah kehilangan tekanan sehingga memaksa darah kembali ke insang. Jadi system jantung yang terpisah pada cephallopoda mengatasi masalah tersebut sehingga sirkulasi akan berlangsung. 







Gambar 7.4 Anatomi tubuh Cumi-cumi.

7.1.7 Echinodermata.
Seluruh tubuhnya tertutup oleh duri, tidak berkepala, dan mempunyai rangka yang tersusun dari zat kapur di luar tubuhnya (eksoskeleton). Hewan berkulit duri mempunyai mulut yang dikelilingi oleh kaki berbentuk tabung yang mempunyai alat pengisap di bagian ujungnya. Mempunyai pencernaan yang baik, tetapi sistem saraf dan sistem peredaran darahnya masih sederhana. Contoh hewan berkulit duri adalah bintang laut, bulu babi, teripang, dan landak laut.






Gambar 7.5 Sistem sirkulasi Asteroidea
7.2 Sistem Peredaran Darah Pada Vertebrata.
 Berdasarkan jenis cairan yang diedarkan, sistem peredaran darah pada vertebrata dibedakan menjadi dua macam, yakni sistem peredaran darah dan sistem limfatik (peredaran getah bening). Berdasarkan cara peredarannya, sistem sirkulasi pada vertebrata ada 2 macam/ yaitu: sistem peredaran darah terbuka pada limfa, dan sistem peredaran darah tertutup pada darah. Sistem peredaran darah pada vertebrata berbeda dengan sistem peredaran darah pada invertebrata dalam hal ada tidaknya pusat koordinasi peredaran. pada invertebrata dijumpai suatu pusat koordinasi peredaran. Sistem peredaran darah vertebrata terdiri dari jantung, arteri, vena, kapiler, dan darah. Jantung adalah pusat peredaran. Jantung yang tersusun oleh otot vang kuat memiliki kontraksi yang ritmik (teratur); biasa kita sebut detak atau denyut. Arteri dan vena dapat dijumpai pada hewan vertebrata. Pembuluh darah yang meninggalkan jantung disebut arteri (nadi). Selanjutnya, arteri bercabang-cabang di seluruh bagian tubuh menjadi arteri yang halus dan disebut kapiler. Darah dari seluruh tubuh akan kembali melalui venula (pembuluh balik kapiler) kemudian menuju ke vena (pembuluh balik yang lebih besar) dan akhirnya kembali ke jantung. Plasma darah vertebrata tak berwarna dan mengandung sel darah merah (eritrosit). Pada umumnya eritrosit vertebrata berbentuk oval .dan berinti. Akan tetapi, eritrosit pada mamalia berbentuk bikonkaf dan tidak berinti. Sel darah putih (leukosit) ada beberapa macam dan masing-masing mempunyai tugas khusus. Selain itu, terdapat juga keping-keping darah (trombosit). Eritrosit berwarna merah karena adanya hemoglobin yang berperan dalam pengikat O2,pada sistem pernapasan. Plasma darah berberfungsi membawa sari-sari makanan, sampah metabolisme, hasil proses sekresi, dan beberapa gas. Pada hewan vertebrata, vena yang membawa darah meninggalkan lambung dan usus disebut vena porta karena membawa darah ke susunan kapiler yang lain. Bila kapiler yang dituju adalah kapiler dalam hati (hepar) maka vena ini disebut vena porta hepatika. Pada umumnya vertebrata tingkat rendah memiliki vena portal renalis (ginjal). Sistem peredaran getah bening (sistem limfatik) berperan dalam pertahanan tubuh dan pengembalian plasma dari jaringan-jaringan.
7.2.1 Pisces. 
Sistem peredaran darah pada ikan terdiri dari: jantung beruang dua, yaitu sebuah-bilik (ventrikel) dan sebuah serambi (atrium). Jantung terletak dibawah faring di dalam rongga pericardium , yaitu bagian dari rongga tubuh yang terletak dianterior (muka). selain itu, terdapat organ sinus venosus, yaitu struktur penghubung berupa rongga yang menerima darah dari vena dan terbuka di ruang depan jantung. Plasma darah mengandung sel darah merah yang berinti dan sel darah putih. Lien (limpa) sebagai bagian dari sistem peredaran terdapat di dekat lambung dan dilengkapi dengan pembuluh-pembuluh limpa.
Pada proses peredaran darah, darah dari seluruh tubuh yang mengandung CO2 kembali ke jantung melalui vena dan berkumpul di sinus venosus kemudian masuk ke serambi. Selanjutnya, darah dari serambi masuk ke bilik dan dipompa menuju insang melewati konus arterious, aorta ventralis, dan empat pasang arteri aferen brakialis. Pada arteri aferen brakialis, Oksigen diikat oleh darah, selanjutnya menuju arteri eferen brakialis dan melalui aorta dorsalis darah diedarkan ke seluruh tubuh. Di jaringan tubuh, darah mengikat CO2 Dengan adanya sistem vena, darah dikemballikan dari bagian kepala dan badan menuju jantung. Peredaran darah pada ikan disebut peredaran darah tunggal karena darah hanya satu kali melewati jantung.
7.2.2 Amphibi. 
Sistem peredaran darah pada katak terdiri dari, jantung beruang tiga, arteri, vena, sinus, venosus, kelenjar limfa, dan cairan limfa.darah katak tersusun dari plasma darah yang terang (cerah) dan berisi sel-sel darah (korpuskula), yakni sel-sel darah merah , sel darah putih dan keeping sel darah.
Jantung katak terdiri dari: 
a. Sebuah bilik yang berdinding tebal dan letaknya disebelah posterior
b. Dua buah serambi , yakni serambi kanan (atrium dekster) dan serambi kiri (atrium sinister)
c. Sinus venosus yang berbentuk segitiga dan terletak disebelah dorsal dari jantung
d. Trunkus arteriosus berupa pembuluh bulat yang keluar dari bagian dasar anterior bilik. 
Untuk mencegah berbaliknya, aliran darah, di antara serambi dan bilik terdapat katup (valve), sedangkan antara serambi kanan dan kiri terdapat sekat (septum). Di dalam trunkus arteriosus terdapat katup spiralis. Darah yang mengandung CO2, dari seluruh tubuh masuk ke jantung melalui vena kava (pembuluh balik tubuh). Darah ini mula-mula berkumpul di sinus venosus, dan kemudian karena adanya kontraksi maka darah akan masuk serambi kanan. pada saat itu, darah yang mengandung O2, yang berasal dari paru-paru masuk ke serambi kiri. Bila kedua serambi berkontraksi maka darah akan terdorong ke dalam bilik. Dalam bilik terjadi sedikit percampuran darah yang kaya O2 dan miskin O2.
Untuk selanjutnya, darah yang kaya O2 dalam bilik dipompa melalui trunkus arteriosus menuju arteri hingga akhirnya sampai di arteri yang sangat kecil (kapiler) diseluruh jaringan tubuh. Dari seluruh jaringan tubuh, darah akan kembali ke jantung melewati pembuluh balik yang kecil (venula) dan kemudian ke vena dan akhirnya ke jantung, sementara itu, darah yang miskin dipompa keluar melewati arteri konus tubular. Pada katak dikenal adanya sistem porta, yaitu suatu sistem yang dibentuk oleh pembuluh balik (vena ) saja. 
7.2.3 Reptil. 
Sistem peredaran darah pada reptilia lebih maju bila dibandingkan dengan sistem peredaran amfibi karena adanya pemisahan darah yang beroksigen dan tidak beroksigen dalam jantung. Jantung reptilia terletak di rongga dada di bagian depan ventral. Jantung terdiri dari sinus venosus, serambi kiri dan serambi kanan, serta bilik kiri dan bilik kanan.
Pada umumnya, diantara dua bilik terdapat sekat (septum) yang tidak sempurna, kecuali pada buaya. Pada buaya sekat tersebut hamper sempurna dan terdapat foramen panizzae, yaitu lubang yang terdapat pada tempat pertemuan arteri sistemik kanan dan kiri. Arteri sistemik merupakan arteri yang berasal dari jantung menuju keaorta. Arteri sistemik merupakan arteri yang berasal dari jantung menuju ke aorta. Darah dari vena masuk ke jantung melalui sinus venosus, menuju ke serambi kanan kemudian ke bilik kanan. Darah yang berasal dari paru-paru, melalui arteria pulmonalis, masuk ke serambi kiri kemudian ke bilik kiri.
Dari bilik kiri, darah dipompa keluar melalui sepasang arkus aortikus. Dua arkus aortikus ini lalu menghubungkan diri menjadi satu membentuk aorta dorsalis yang mensuplai darah ke alat-alat dalam, ekor, dan alat gerak belakang. Dari seluruh jaringan tubuh, darah menuju ke vena, kemudian menuju sinus venosus dan kembali ke jantung. 
7.2.4 Aves. 
Peredaran darah burung tersusun oleh jantung sebagai pusat peredaran darah, darah, dan pembuluh-pembuluh darah.
Darah pada burung tersusun oleh eritrosit berbentuk oval dan berinti. Jantung burung berbentuk kerucut dan terbungkus selaput perikardium. Jantung terdiri dari dua serambi yang berdinding tipis serta dua bilik yang dindingnya lebih tebal. Pembuluh-pembuluh darah dibedakan atas arteri dan vena. Arteri yang keluar dari bilik kiri ada tiga buah, yaitu dua arteri anonim vang bercabang lagi menjadi arteri - arteri vang memberi darah ke bagian kepala, otot terbang, dan anggota depan; dan sebuah aorta yang merupakan sisa dari arkus aortikus yang menuju ke kanan (arkus aortikus yang menuju ke kiri mereduksi). Pembuluh nadi ini kemudian melingkari bronkus sebelah kanan dan membelok ke arah ekor menjadi aorta dorsalis (pembuluh nadi punggung). Pembuluh nadi yang keluar dari bilik kanan hanya satu, yakni arteri pulmonis (pembuluh nadi paru-paru), yang kemudian bercabang menuju paru-paru kiri dan kanan.
Pembuluh balik (vena) dibedakan atas:
a. Pembuluh balik tubuh bagian atas (vena kava superior); vena ini membawa darah dari kepala,anggota depan, dan anggota otot-otot pektoralis menuju jantung.
b. Pembuluh balik tubuh bagian bawah (vena kava inferior); membawa darah dari bagian bawah tubuh ke jantung.
c. Pembuluh balik yang datang jari paru - paru (pulmo) kanan dan paru-paru kiri serta membawa darah menuju serambi kiri jantung. 
7.2.5 Mamalia. 
Adapun alat-alat tubuh yang terlibat dalam aktivitas peredaran darah adalah jantung, pembuluh darah (arteri, arteriol, kapiler, dan vena) dan pembuluh limfe.
Alat-alat peredaran darah terdiri atas :
a. Jantung .
Jantung dapat dianggap sebagai suatu bagian dari pembuluh darah yang melebar, berbentuk kerucut terbalik dengan letak sedemikian rupa sehingga ujung jantung mengarah ke bawah, depan dan kiri. Basis jantung mengarah ke atas, belakang dan sedikit ke kanan. Pada basis jantung terhimpun aorta, batang nadi paru-paru, batang pembuluh vena atas dan bawah. Bagian dalam jantung terdiri atas empat ruang yaitu: atrium kiri, ventrikel kiri, atrium kanan dan ventrikel kanan. Atrium kiri dan ventrikel kiri saling berhubungan demikian pula pada atrium kanan dan ventrikel kanan.




























































































































Gambar 7.6 Jantung manusia.

b. Pembuluh darah.
1) Pembuluh nadi (Arteri).
Arteri merupakan pembuluh darah yang mengalirkan darah dari jantung (meninggalkan jantung), didingnya kokoh dan elastis serta mempunyai katup yang terletak di bagian dalam jantung. Pembuluh arteri yang paling besar disebut aorta.
2) Pembuluh balik (Vena).
Vena mengalirkan darah kea rah jantung yang pada garis besarnya mempunyai susunan yang sama dengan arteri hanya lebih luas. Di sepanjang vena terdapat banyak katup untuk mencegah agar darah tidak mengakir kembali lagi.
3) Jalinan kapiler.
Arteri bercabang-cabang menjadi arteri yang lebih kecil yang disebut arteriol bercabang-cabang lagi yang disebut kapiler. Kapiler adalah pembuluh kecil yang mempunyai diameter kira-kira sebesar sebuah sel darah (7,5/10m) dengan demikian sel-sel darah hanya dapat lewat satu persatu.
7.3 Sistem Peredaran Darah Pada Manusia.
 Medium transport dari sistem sirkulasi adalah darah. Darah yang terdapat didalam tubuh kira-kira 8 persen dari berat badan. Darah merupakan suatu jaringan bersifat cair. Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah disebabkan oleh hemoglobin.
 Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Komposisi darah terdiri dari beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.
 Secara umum ada 3 tipe unsur-unsur penyusun darah, yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit).
7.3.1 Sel-sel darah.
a. Sel-sel darah merah (eritrosit) sekitar 99%. 
Merupakan bagian utama penyusun sel-sel darah yang mengandung Hemoglobin (Hb) yang menyebabkan darah berwarna merah. Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela. Sel darah merah berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit menderita penyakit Anemia.





Gambar 7.7 Kumpulan eritrosit.
Berikut karakteristik dari sel darah merah :
1). Diameternya 8 mikrometer (0.008mm) dan tebalnya 2 mikrometer (0.002mm).
2). Bentuk:
a) Berbentuk cakera dua cekungan.
b) Membrannya yang bersifat kenyal daoat berubah menjadi sabit ketika menerusi kapilari darah yang sempit.
3). Kandungan:
a) Eritroit yang matang tidak mempunyai nukleus.
b) Merupakan suatu pundi yang mengandungi larutan pekat pigmen merah yang disebut hemoglobin.
c) Hemoglobin ialah suatu molekul kompleks yang terbentuk dari 4 kumpulan hem. Kumpulan hem mengandungi besi (ferum) dan berwarna.
d) Oksigen berpadu dengan hemoglobin. 
4). Ciri-ciri lain:
a) Masa eritrosit adalah kira-kira 120 hari.
b) Eritrosit yang tua disingkirkan dari aliran oleh makrofag, yaitu sel berbentuk amoeba yang didapati di dalam organ limpa, sumsum tulang, nodus limfa dan hati.
c) Eritrosit baru dibentuk di dalam sumsum tulang yang terdapat pada tulang panjang dada dan anggota. Eritrosit baru menggantikan eritrosit yang tua dan yang tercedera.
b. Sel darah putih (leukosit) sekitar 0,2%. 
Proses pembentukan leukosit pada umumnya terjadi pada sumsum tulang belakang. Adapun karakteristik umum dari leukosit antara lain :
1). Berubah-ubah; 10 mikrometer (0.01mm)
2). Rupa bentuk: Luekosit boleh menukar bentuknya. Pertukaran bentuk berlaku apabila menembusi dinding kapilari darah ketika fagositosis.
3). Kandungan:
a) Makanan sel meliputi protoplasma yang terdiri daripada nukleus dan sitoplasma.
b) Mempunyai nukleus yang mungkin bercuping.
c) Tidak berwarna kerana sitoplasmanya tidak mempunyai hemoglobin.
d) Leukosit mempunyai sitoplasma yang bergranul atau tidak bergranul.
4). Ciri-ciri lain:
a) Leukosit dibentuk di dalam sumsum tulang dan di tisu-tisu limfa seperti di nodus limfa, tonsil, timus dan limfa.
b) Leukosit tersebar bukan saja dalam sistem peredaran tetapi, juga di dalam sistem limfa dan di dalam tisu-tisu perantara.
c) Masa leukosit adalah singkat, kira-kira 2 atau 3 hari saja.
Sel darah putih dibedakan dalam 3 jenis, yaitu :
(1) Granulosit, diantaranya : neutrofil, eosinofil, dan basofil. Memiliki karakteristik mengandung granula, inti besar dibanding sitoplasma. Inti tersebut bersifat polimorfis yaitu menggembung tidak teratur.
(2) Limfosit, tidak mengandung granula, inti sangat besar dibanding sitoplasma, dapat berubah bentuk dan berpindah atau amoeboid dari kapiler ke jaringan. Untuk kembali lagi ke peredaran darah, limfosit masuk ke pembuluh limfe.
(3) Monosit, memiliki bentuk yang lebih besar. Berinti besar dan tebal membentuk huruf J.
Fungsi umum dari leukosit adalah bertugas memusnahkan benda-benda asing dan berbahaya oleh tubuh, misalnya virus atau bakteri, karena leukosit bertanggungjawab terhadap sistem imun tubuh. Orang yang kelebihan leukosit menderita leukimia sedangkan jika seseorang kurang leukosit menderita penyakit leukopenia.
c. Keping darah (trombosit) 0,6-1%.
Keping-keping darah atau trombosit adalah fragmen sel-sel yang dihasilkan oleh sel-sel besar atau megakariosit. Yang terdapat didalam sumsum tulang. Trombosit mempunyai ciri-ciri berbentuk seperti cakra dan lebih kecil dari sel darah merah. Secara normal dalam setiap kubik milimeter darah terdapat antara 150.000-400.000 keping-keping darah. Trombosit memiliki peran penting dalam pembekuan darah.
Darah manusia melakukan 2 mekanisme pertahanan untuk mencegah kemasukan patogen apabila terjadi luka:
1) Pembentukan palam patlet pada bagian dinding saluran darah yang terluka. 
2) Pembentukan bekuan darah dapat menutup luka yang lebih besar dengan baik. Mekanisme Pembekuan Darah:
a) Pendarahan yang kecil boleh dihentikan oleh pengecutan otot-otot bulat saluran darah secara refleks. Pengecutan ini mengurangkan aliran darah ke bagian saluran darah yang luka.
b) Pembentukan palam platlet di bagian saluran darah yang luka mengurangi sedikit pendarahan. 
c) Pendarahan pada saluran darah yang besar dapat dihentikan oleh pembentukan palam patlet dan pembekuan darah.
d) Mekanisme pembekuan darah bermula apabila terdapat luka pada saluran-saluran darah.
e) Platlet akan bersentuhan dengan kolagen. Ion-ion kalsium dan fosfolipid dibebaskan oleh patlet.
f) Trombosit berhimpun dengan membetuk palam platlet pada daerah yang terluka.
g) Tromboplastin ( trombokinase ) diaktifkan apabila darah terdedah kepada tisu-tisu yang terluka.
h) Tromboplastin dengan kehadiran vitamin K, ion-ion kalsium dan fosfolipid mengaktifkan protrombin menjadi enzim trombin yang aktif.
i) Trombin menyebabkan protein plasma fibrinogen berubah menjadi gentian fibrin.
j) Suatu jaringan gentian fibrin terbentuk di bagian saluran darah yang teluka. Tindakan ini seterusnya menyebabkan eritrosit terperangkap.

Gambar 7.8 Mekanisme pembekuan darah.  
k) Eritrosit itu akan terjerat pada jaringan gentian fibrin.
l) Jaringan fibrin dan eritrosit bersama membentuk bekuan darah yang menutupi luka. Pembekuan darah memerlukan waktu 5 hingga 8 menit.
Fungsi Pembekuan Darah:
(1) Pembekuan darah mengurangi dan kemudian menghentikan pendarahan pada saluran darah.
(2) Pembekuan darah mencegah tekanan darah menurun. Ini akan berlaku ketika pendarahan yang parah. Kadar pengaliran darah akan berkurang apabila tekanan darah menurun.
(3) Pembekuan darah membantu menstabilkan jumlah darah dalam tubuh manusia. Kekurangan jumlah darah akan menurunkan tekanan darah.
(4) Pembekuan darah mengangkut nutrien dan oksigen ke organ-organ terutama otak. Kekurangan oksigen pada otak menyebabkan pingsan dan akhirnya mati.
(5) Pembekuan darah merupakan suatu mekanisme pertahanan yang penting untuk mencegah kemasukan patogen ke dalam badan manusia apabila terjadi luka. 
(6) Pembekuan darah dapat menghambat pengurangan nutrien yang terkandung dalam plasma darah.
7.3.2 Plasma Darah.
 Plasma darah merupakan komponen-komponen penyusun sel-sel darah yang terbentuk suatu cairan yang berwarna keuningan. Plasma darah terdiri atas berbagai macam zat makanan (glukosa, asam amino, asam lemak, lemak dan protein), hormon, enzim, anti bodi dan garam mineral, serta air yang merupakan komponen utama yang berfungsi sebagai pelarut yang terbaik di dalam plasma darah, sehingga dapat menyebabkan darah sebagai darah yang medium transport yanh efektif. 
 Protein plasma terdiri atas:
a. Antihemophilic Globulin atau AHG, berfungsi untuk mencegah hemophilia yaitu penyakit darah yang sukar membeku.
b. Tromboplastin, dihasilkan oleh keping-keping darah yang berfungsi dalam proses pembekuan darah bersama protrombin dan fibrinogen.
c. Protrombin.
d. Fibrinogen.
e. Albumin, terbentuk dalam hati dan berperan dalam peristiwa kehipertonisan plasma darah terhadap jaringan.
f. Immunoglobulin (gamma globulin), dihasilkan oleh sel darah putih yang berfungsi untuk kekebalan tubuh (antibody).
Kira- kira 7% plasma darah terdiri atas molekul-molekul protein, diantaranya fibrinogen yang merupakan suatu komponen essensial untuk proses pembekuan. Apabila darah diambil dari sebuah vena dan dibiarkan membeku, maka bekuan darah tersebut akan berkerut secara lambat dan dihasilkan suatu serum (cairan bening) yang keluar dari bekuan darah tersebut. Serum tersebut merupakan plasma darah yang tidak mengandung fibrinogen.  
7.3.3 Fungsi Darah.
a.. Mengangkut hasil-hasil pencernaan.
1) Hasil pencernaan yang berada di dalam usus ialah glukosa, asid-asid amino, asid-asid lemak, gliserol, pelbagai jenis vitamin dan ion mineral.
2) Darah mengangkut hasil-hasil pencernaan dari usus kecil ke hati dan kemudan ke tisu di seluruh badan.
b. Mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh badan.
1) Di paru-paru, oksigen meresap ke dalam eritrosit dan bersatu dengan hemoglobin untuk membentuk oksihemoglobin.
2) Satu molekul oksigen bersatu secara longgar dengan 4 atom besi di dalam satu molekul hemoglobin.
3) Oksihemoglobin membebaskan oksigennya apabila kepekatan oksigen rendah, misalnya di dalam tisu. Oksigen kemudian meresap ke dalam tisu.
c. Mengangkut karbon dioksida dari seluruh badan ke paru-paru.
1) Karbon dioksida adalah hasil buangan respirasi sel-sel hidup.
2) Di jaringan, karbon dioksida meresap ke dalam darah dan 8% tetap sebagai karbon dioksida yang terlarut.
3) 81% karbon dioksida meresap ke dalam eritrosit dan bergabung dengan air untuk membentuk acid karbonik, dengan bantuan enzim.
4) Acid karbonik terurai untuk membentuk ion H+ dan ion-ion bikarbonat.
5) Sebagian ion, bikarbonat meresap ke dalam plasma darah untuk membentuk natrium bikarbonat.
6) 11% karbon dioksida bertindak secara langsung dengan hemoglobin dan membentuk karbamino-hemoglobin.
d. Mengangkut air.
Darah mengangkut air dari usus dan organ ginjal ke seluruh badan yang memerlukannya. Air yang berlebihan akan diangkut oleh darah ke organ ginjal untuk dibuang.
e. Mengangkut bahan-bahan sisa.
1) Asam-asam amino yang berlebihan diangkut ke hati untuk diuraikan ketika deaminasi.
2) Deaminasi menghasilkan ammonia yang bertindak dengan karbon dioksida untuk membentuk urea.
3) Darah mengangkut garam ammonium urea, kreatinin dan acid urik dari hati ke organ ginjal untuk dibuang.
f. Mengangkut hormon.
Hormon-hormon dirembeskan oleh kelenjar-kelenjar endokrin secara terus ke dalam aliran darah. Darah membawa hormon-hormon ke organ-organ yang tertentu. Misalnya, pankreas merembeskan hormon insulin ke dalam darah yang kemudiannya membawa insulin ke hati yang memerlukannya.
g. Menjaga kestabilan suhu tubuh
Organ-organ yang aktif secara fisiologi menghasilkan banyak tenaga, yang kemudian disebarkan melalui darah ke seluruh badan untuk menetapkan suhu badan manusia.
7.3.4 Golongan Darah.
 Golongan darah adalah ciri khusus dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Sistem golongan darah pada manusia ada tiga macam. Ketiga penggolongan darah tersebut didasarkan atas kehadiran antigen (aglutinogen) tertentu dalam sel darah merahnya dan zat anti (aglutinin). Menurut Bernstein (German) dan Furuhata (Jepang), penggolongan darah ini dikendalikan oleh sepasang gen. Ketiga penggolongan darah tersebut adalah :
a. Sistem ABO.
Ditemukan oleh K. Landsteiner pada tahun 1900 yang dapat meggolongkan darah manusia menjadi 4 macam yang berdasarkan jenis anti gen dan anti bodi, yaitu : 
1) Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A dipermukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga seorang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
2) Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga seorang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah B-negatif atau O-negatif.
3) Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga seorang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darh kecuali pada sesama AB-positif.
4) Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga seorang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah HBO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.
SKEMA TRANSFUSI DARAH




 
 



b. Sistem MN.
Ditemukan oleh K. Landsteiner dan P. Levine pada tahun 1972. penggolongan darah ini berdasarkan adanya antigen M dan antigen N pada sel darah merah manusia. Penggolongan darah ini berguna untuk tes kesuburan. Sistem golongan darah ini terdiri atas 3 jenis yaitu: 
1) Golongan M, mengandung antigen M 
2) Golongan N, mengandung antigen N
3) Golongan MN, mengandung antigen M dan antigen N.

c. Sistem Rhesus (Rh).
Sistem golongan darah rhesus (Rh) pertam kali ditemukan pada jenis kera Macaca rhesus pada tahun 1940 oleh K. Landsteiner dan Wiener. Pada jenis ini ditermukan antigen rhesus pada eritrositnya. Sistem golongan darah rhesus juga berlaku pada manusia karena antigen rhesus juga dimiliki oleh manusia. Orang yang memiliki antigen rhesus dinamakan rhesus positif (Rh+), sedangkan yang tidak memilikinya disebut rhesus negatif (Rh-). Sistem rhesus ini dikendalikan oleh gen dengan alel Rh dan rh. Alel Rh bersifat dominan terhadap alel rh.
Pada wanita Rh- kalau mengandung embrio bergolongan Rh+, untuk kandungan 1 tidak ada apa-apa. Namun untuk kandungan ke 2 bergolongan Rh+ juga, maka akan terjadi eritoblastolis fetalis, yaitu bayi yang lahir akan menderita anemia yang parah dan didalam tubuh bayi banyak beredar eritroblast, yaitu eritrosit yang belum matang sehingga tubuh menjadi kuning.
7.3.5 Macam-macam Peredaran Darah.
Peredaran darah manusia melibatkan dua sistem peredaran: 
a. Sistem peredaran pulmonari. Melibatkan peredaran darah terdeoksigen dari ventrikel ke peparu dan darah beroksigen dari peparu ke aurikel kiri.
b. Sistem peredaran sistemik melibatkan peredaran darah beroksigen dari ventrikel kiri ke seluruh badan dan darah terdeoksigen dari seluruh badan ke aurikel kanan jantung. 

















Gambar 7.9 Sistem peredaran darah pada manusia.
Peredaran darah manusia dapat dibagi menjadi 3 macam:
a. Peredaran darah besar.
Ketika jantung berkontraksi memompa darah yang membawa darah kaya oksigen dari ventrikel kiri melalui aorta ke seluruh tubuh, di dalam tubuh oksigen digunakan untuk oksidasi karbondioksida diangkut oleh darah melalui vena kembali ke atrium kanan.
b. Peredaran darah kecil.
Jantung memompa darah dari ventrikel kanan melalui arteri pulmonalis ke paru-paru, di paru-paru darah mengeluarkan karbondioksida dan mengambil oksigen kembali ke jantung atrium kiri melalui vena pulmonalis.
c. Peredaran darah coroner. 
Merupakan peredaran darah yang terjadi khusus hanya pada jantung, melalui pembuluh-pembuluh coroner jantung.
7.3.6 Kelainan dan Gangguan Pada Darah.
a. Hemofili, yaitu suatu penyakit keturunan yang terjadi karena darah sukar membeku.
b. Anemia, yaitu penyakit kekurangan darah yang disebabkan konsentrasi sel darah merah dalam tubuh menurun karena laju matinya eritrosit melebihi lajunya pembentukan.
c. Eritroblastosis fetalis, yaitu penyakit kuning pada bayi yang baru dilahirkan, disebabkan karena kerusakan sel-sel darah oleh aglutinin dari luar.
d. Leukimia, disebut juga kanker darah yang disebabkan oleh pambahan sel-sel darah putih (leukosit) yang tidak terkendali.
e. Trombus/embolus, yaitu penyakit jantung yang dapat disebabkan oleh adanya gumpalan darah di dalam nadi tajuk.
f. Sklerois, adalah pengerasan dari pembuluh darah. 
g. Varises, yaitu pelebaran pembuluh vena, biasanya pada betis. Apabila terjadi di dekat anus disebut ambeien atau hemoroid.
7.4 Sistem Limfe.
Sistem limfatika merupakan jalur tambahan di mana cairan dapat mengalir dari ruang interstisial ke dalam darah. Sebenarnya system limfatik merupakan jalur utama proses metastasis berbagai macam kanker secara umum, termasuk kanker payudara, usus besar, dan kanker kulit. 











Gambar 7.10 Sistem peredaran limfe pada manusia.
Hampir dari seluruh jaringan tubuh mempunyai saluran limfatik yang mengalirkan kelebihan cairan secara langsung dari ruang interstisial. Beberapa pengecualian terjadi antara lain pada bagian permukaan kulit, system saraf pusat, bagian dalam dari saraf perifer, endomesium otot, dan juga tulang. Meskipun jaringan-jaringan tersebut tidak memiliki saluran limfe, namun mereka memiliki pembuluh interstisial kecil yang disebut pembuluh prelimfatik yang dapat dialiri oleh cairan interstisial; dan pada akhirnya cairan dari jaringan-jaringan tersebut akan mengalir ke dalam pembuluh limfatik; pada otak, cairan interstisialnya akan mengalir ke dalam cairan serebrospinal dan kemudian langsung kembali ke dalam darah. Dan pada akhirnya seluruh pembuluh-pembuluh limfe yang membawa cairan limfe akan bergabung kembali dengan aliran darah melalui system pembuluh vena.
Limfangiogenesis adalah proses pembentukan pembuluh limfe sebelum adanya pembuluh-pembuluh limfe tersebut ada. Limfangiogenesis memiliki peranan fisiologis yang sangat penting dalam homeostasis, metabolisme, dan imunitas. Pembentukan pembuluh limfe juga memiliki implikasi yang nyata dalam beberapa keadaan patologis, diantaranya adalah metastasis neoplasma, oedem, rematik arthritis, psoriasis, dan dalam penyembuhan luka.
Sistem Limfa :
a. Limfa diartikan sebagai cairan jernih berwarna kekuningan, beralkali dan terdapat di dalam saluran limfa atau di luar saluran limfa.
b. Sistem limfa terdiri dari komponen-komponen berikut:
1) Kapilari limfa: Saluran halus yang mempunyai dinding selapis sel. Kapilari limfa bercabang-cabang dan tertutup di hujungnya.
2) Lakteal: Saluran limfa yang terdapat di dalam vilus usus. Lakteal menerima titisan lemak yang terbentuk dari asam lemak dan gliserol yang diserap melalui dinding usus.
3) Saluran limfa: Kapilari-kapilari limfa membawa bendalir limfa ke dalam saluran limfa.
4) Duktus limfa: Bendalir limfa dalam salur limfa memasuki duktus limfa yang lebih besar. Duktus limfa membawa bendalir limfa ke dalam vena sebelum memasuki jantung.
5) Kelenjar limfa: Menapis bakteria, leukosit yang mati dan benda-benda asing yang berada dalam bendalir limfa.
7.4.1 Cairan Limfe
Komposisi Cairan Limfa :
b. Cairan limfa mempunyai kandungan yang serupa dengan bendalir tisu dan plasma darah.
c. Komponen-komponen cairan limfa:
1) Air
2) Bahan bukan organik: natrium, kalsium, kalium, magnesium, klorida, bikarbonat dan fosfat
3) Protein: albumin, globulin dan fibrinogen
4) Bahan kumuhan bernitrogen: asid urik, urea, kreatin, ammonium dan kreatinin.
5) Karbohidrat: glukosa
6) Lemak: kolesterol dan lemak
7) Hormon
8) Gas: oksigen, karbon dioksida dan nitrogen
9) Sel-sel darah: Tidak mempunyai eritrosit. Ia mempunyai lebih banyak limfosit besar dan limfosit kecil jika dibandingkan dengan jenis leukosit yang lain.
7.4.2 Lintasan Peredaran Limfe
Peredaran Limfa Manusia:
a. Kapilari limfa menembus tisu-tisu. Kapilari limfa bertumpu membentuk saluran-saluran limfa.
b. Saluran-saluran limfa yang terdiri dari kepala, leher dan organ-organ abdomen membentuk duktus limfa sebagai berikut:
1) Duktus toraks: membawa cairan limfa ke dalam vena bahu kiri
2) Duktus limfa kanan: membawa cairan limfa ke dalam vena bahu kanan
c. Cairan limfa mengalir masuk ke dalam nodus limfa untuk menapiskan bakteria, benda asing dan leukosit yang mati.
d. Aliran cairan limfa yang melalui saluran-saluran limfa dihasilkan oleh penyusutan otot-otot rangka di sekelilingnya.
e. Terdapat katup dalam salur limfa memastikan cairan itu bergerak dalam satu arah saja.






Gambar 7.11 Aliran limfe.

7.4.3 Fungsi Sistem Limfe 
a. Sistem limfa berfungsi sebagai sistem pertahanan.
1) Limfa mempunyai leukosit yang terdiri dari pelbagai jenis yang mempunyai fungsi berlainan dalam pencegahan penyakit..
2) Keimunan diperoleh oleh badan apabila B-limfosit merembeskan antibodi.Granulosit, monosit dan T-limfosit adalah contoh fagosit dalam sistem limfa.
3) Sistem limfa mengangkut limfa ke nodus limfa untuk membunuh bakteria, leukosit yang mati dan benda asing.
b. Sistem limfa berfungsi sebagai sistem pengangkutan.
1) Mengangkut hasil-hasil pencernaan khususnya asam lemak dan gliserol yang meresap ke dalam lakteal.
2) Mengangkut gas terutama karbon dioksida dari jaringan ke sistem darah melalui duktus toraks dan duktus limfa kanan. Sistem limfa mengangkut air dari jaringan ke sistem darah untuk dibuang oleh organ ginjal.
3) Mengangkut bahan-bahan kotor dari jaringan ke sistem darah untuk diuraikan oleh hati dan kemudiannya dibuang oleh organ ginjal.
4) Sistem limfa mengangkut garam mineral yang berlebihan dari jaringan ke sistem darah untuk dibuang.
5) Mengangkut hormon yang dirembeskan oleh kelenjar-kelenjar endokrin ke dalam aliran darah.

























PERTANYAAN

1. Terangkan perbedaan sistem peredaran darah tertutup dengan sistem peredaran darah terbuka!
Jawab :  
a. Sistem peredaran darah tertutup :
1) darah sentiasa mengalir di dalam salur darah.
2) Jenis : Tertutup dan tunggal, ex: ikan.
Tertutup, ganda dua tak lengkap, ex: amfibia, reptilia.
Tertutup, ganda dua dan lengkap, ex: manusia.
b. Sistem peredaran darah terbuka :
1) darah tidak sentiasa mengalir di dalam salur darah.
2) darah berada di hemoselom yang membasahi tisu badan secara langsung.
3) Contoh: insekta, krustasia
2. Jelaskan mekanisme pembekuan darah apabila tubuh terluka!
Jawab :
a. Pendarahan yang kecil boleh dihentikan oleh pengecutan otot-otot bulat saluran darah secara refleks. Pengecutan ini mengurangkan aliran darah ke bagian saluran darah yang luka.
b. Pembentukan palam platlet di bagian saluran darah yang luka mengurangi sedikit pendarahan. 
c. Pendarahan pada saluran darah yang besar dapat dihentikan oleh pembentukan palam patlet dan pembekuan darah.
d. Mekanisme pembekuan darah bermula apabila terdapat luka pada saluran-saluran darah.
e. Platlet akan bersentuhan dengan kolagen. Ion-ion kalsium dan fosfolipid dibebaskan oleh patlet.
f. Trombosit berhimpun dengan membetuk palam platlet pada daerah yang terluka.
g. Tromboplastin ( trombokinase ) diaktifkan apabila darah terdedah kepada tisu-tisu yang terluka.
h. Tromboplastin dengan kehadiran vitamin K, ion-ion kalsium dan fosfolipid mengaktifkan protrombin menjadi enzim trombin yang aktif.
i. Trombin menyebabkan protein plasma fibrinogen berubah menjadi gentian fibrin.
j. Suatu jaringan gentian fibrin terbentuk di bagian saluran darah yang teluka. Tindakan ini seterusnya menyebabkan eritrosit terperangkap.
k. Eritrosit itu akan terjerat pada jaringan gentian fibrin.
l. Jaringan fibrin dan eritrosit bersama membentuk bekuan darah yang menutupi luka. Pembekuan darah memerlukan waktu 5 hingga 8 menit.
3. Jelaskan fungsi darah pada serangga!
Jawab :
Serangga mempunyai darah dan cairan tubuh yang disebut hemolimfa. Berbeda dengan darah vertebrata, hemolimfa pada serangga tidak mempunyai pigmen pengikat oksigen atau hemoglobin, sehingga oksigen diedarkan ke sel-sel tubuh tidak melalui hemolimfa karena hemolimfa ini hanya untuk mengangkut sari makanan, sedangkan oksigen ke sel-sel tubuh melalui trakea.
4. Ketika tubuh terkena infeksi, kelenjar limfa di pelipatan paha atau di ketiak membengkak, mengapa demikian?
Jawab :
Karena pada pelipatan ketiak dan paha terdapat kumpulan nodus limfa yang berfungsi dalam pemberantasan kuman-kuman dan penyakit, sehingga apabila terjadi infeksi, nodus ini akan membunuh kuman penyebab infeksi yang menyebabkan pembengkakan pada pelipatan tersebut.
5. Bagaimana hewan bersel satu (Protozoa) mengangkut zat-zat ke seluruh tubuh?
Jawab :
Protozoa menyerap oksigen dan air melalui seluruh permukaan tubuhnya. Zat itu masuk ke dalam plasma sel. Selanjutnya zat-zat tersebut beredar di dalam sitoplasma melalui proses difusi. Zat-zat sisa yang dihasilkan diangkut oleh plasma sel ke membran sel untuk dikeluarkan. Jadi membran sel berfungsi sebagai tempat pertukaran zat.
6. Bagaimana mekanisme peredaran darah kecil dan besar?
Jawab :
a. Peredaran darah besar :
Ketika jantung berkontraksi memompa darah yang membawa darah kaya oksigen dari ventrikel kiri melalui aorta ke seluruh tubuh, di dalam tubuh oksigen digunakan untuk oksidasi karbondioksida diangkut oleh darah melalui vena kembali ke atrium kanan.
b. Peredaran darah kecil :
Jantung memompa darah dari ventrikel kanan melalui arteri pulmonalis ke paru-paru, di paru-paru darah mengeluarkan karbondioksida dan mengambil oksigen kembali ke jantung atrium kiri melalui vena pulmonalis.
7. Darah pada belalang tidak memiliki hemoglobin pengikat oksigen, bagaimana mekanisme peredaran oksigen pada belalang?
Jawab :
Oksigen pada belalang diedarkan oleh sistem trakea. Oksigen masuk melalui stigma. Kemudian oksigen masuk kedalam trakea. Kemudian diedarkan ke seluruh tubuh.
8. Mengapa seseorang yang bergolongan darah A tidak dapat memberikan darahnya kepada orang yang bergolongan darah B?
Jawab :
Karena golongan darah A serum darah merahnya dapat membuat aglutinin β atau zat anti B. Apabila golongan darah A didonorkan ke golongan darah B, maka akan terjadi aglutinasi (penggumpalan darah).
9. Mengapa otot ventrikel lebih tebal dari otot atrium?
Jawab :
Karena Ventrikel memiliki fungsi memompa darah kelur jantung, sedangkan atrium merupakan tempat masuknya darah dari vena. Sehingga sesuai dengan fungsi, maka ventrikel bekerja lebih berat daripada atrium sehingga ventrikel memiliki otot yang lebih tebal.
10. Mengapa kita juga perlu memperhatikan faktor rhesus sebelum melakukan transfusi darah?
Jawab :
Sebab apabila darah Rh- (resipien) diberi darah Rh+ (donor) dalam transfusi darah, maka resipien akan membentuk antibodi yang dapat melawan. Antibodi ini belum bekerja pada transfusi pertama, tetapi akan bekerja pada transfusi Rh+ berikutnya dan akan menghancurkan sel darah Rh+ tersebut dan dapat membahayakan. Dengan demikian dalam transfusi darah kita juga perlu memperhatikan faktor rhesus.













GLOSARIUM
Absorbsi : Penyerapan.
Aglutinin : Protein dalam plasma darah yang dapat menggumpalkan aglutinogen.
Aglutinogen : Protein dalam eritrosit yang dapat digumpalkan aglutinin.
Alel : Bentuk alternatif dari gen dalam kaitan dengan ekspresi suatu sifat (fenotip).
Annelida : Merupakan filum hewan yang berhabitat di dalam tanah lembab, subur dan banyak mengandung bahan-bahan organik.
Atom : Satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom yang dikelilingi oleh awan elektron yang bemuatan negatif.
Atrium : Serambi.
Echinodermata : Hewan yang kulitnya berduri.
Eritroblas : Eritrosit yang belum matang.
Eritrosit : Sel-sel darah merah.
Fagosit : Leukosit yang membuang benda asing dalam saluran limfa.
Fagositosis : Proses penyerapan dan eliminasi mikroba.
Gen : Bahan genetik yang terkait dengan sifat tertentu.
Granulosit : Jenis sel darah putih.
Hemoglobin : Suatu molekul kompleks yang terbentuk dari 4 kumpulan hem.
Hemolimfa : Darah dan cairan tubuh pada serangga.
Homocoel : Rongga badan yang mengecil.
Hormon : Pembawa pesan kimiawi antar sel atau kelompok sel.
Invertebrata : Hewan tidak bertulang belakang.
Kardiovaskuler : Suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel.
Koanosit : Sel-sel bagian dalam tubuh yang melapisi spongocoel pada porifera (sel leher).  
Kolagen : Komponen dinding saluran darah.
Lakteal : Saluran limfa yang terdapat dalam usus.
Leukosit : Sel-sel darah putih.
Limfangiogenesis : Proses pembentukan pembuluh limfe sebelum adanya pembuluh-pembuluh limfe tersebut ada
Limfosit : Jenis sel darah putih.
Ostium : Lubang kecil pada jantung pembuluh.
Patogen : Agen biologis yang menyebabkan penyakit pada inang.
Platyhelminthes : Cacing pipih.
Porifera : Kelompok hewan diploblastik yang hidup di laut.
Protozoa : Hewan rendah tingkat pertama yang berukuran mikron.
Sinus : Pembagian homocoel menjadi kamar-kamar pada Arthropoda.
Sirkulasi : Peredaran.
Trombosit : Keping darah.
Ventrikel : Bilik.
Vertebrata : Hewan bertulang belakang.














INDEKS
 
A
Absorbsi, 22
Aglutinin, 18, 22 
Aglutinogen, 18 
Alel, 20 
Annelida, 2 
Atom, 17
Atrium, 4, 5, 7, 8, 10, 21
E
Echinodermata, 5
Eritroblas, 20
Eritrosit, 6, 9, 11, 12, 13, 15, 17, 20, 22, 25
F
Fagosit, 2, 25
Fagositosis, 13, 25
Fibrinogen, 16
G
Gen, 18, 20
Granulosit, 13, 25
H
Hemoglobin, 3, 6, 11, 12, 13, 17
Hemolimfa, 4
Homocoel, 4
Hormon, 25, 26
I
Invertebrata1, 6
K
Kardiovaskuler, 1
Koanosit, 2
Kolagen, 14
L
Lakteal, 24
Leukosit, 6, 13, 11, 13, 14, 22, 23, 25
Limfangiogenesis, 24
Limfosit, 13, 24, 25
O
Ostium, 4
P
Patogen, 14
Patologis, 24
Platyhelminthes, 2
Porifera, 2
Protozoa,1 
Protrombin, 16
S
Sinus, 7
Sirkulasi, 1, 2, 4, 5, 11
T
Trombosit, 6, 11, 14
V
Ventrikel, 4, 5, 7, 10, 20, 21, 22
Vertebrata, 1, 6, 7